Shoesmart.co.id , JAKARTA — Pasar saham Indonesia kembali mencatatkan larinya dana asing dalam aksi jual (net sell) asing yang deras dalam sepekan perdagangan. Sejumlah saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) serta PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran jual asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan sepekan ini atau dari 29 September 2025 sampai 3 Oktober 2025, pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp3,1 triliun.
Sejumlah saham menjadi sasaran jual asing. Saham BBRI misalnya mencatatkan net sell asing sebesar Rp2,02 triliun dalam sepekan perdagangan. Lalu, saham BBCA mencatatkan net sell asing sebesar Rp1,3 triliun dalam sepekan.
Selain kedua bank jumbo itu, saham yang banyak dijual asing dalam sepekan adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dengan net sell asing sebesar Rp308,45 miliar dalam sepekan. Kemudian, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencatatkan net sell asing sebesar Rp244,68 miliar dalam sepekan.
: Menilik Dampak Shutdown AS ke Pasar Keuangan RI
Kondisi net sell asing tinggi di pasar saham pada pekan ini berbalik dari pekan sebelumnya atau 22 September 2025 sampai 26 September 2025 di mana pasar saham mencatatkan masuknya dana asing dengan deras. Tercatat, nilai beli bersih atau net buy asing pada perdagangan sepekan lalu mencapai Rp5,09 triliun.
“Investor asing pun mencatatkan nilai jual bersih Rp56,71 triliun [sepanjang 2025 berjalan],” kata Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/10/2025).
Adapun, meski dana asing mengalir keluar dari pasar saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mencatatkan penguatan dalam sepekan perdagangan terakhir. IHSG selama sepekan mengalami kenaikan sebesar 0,23% menjadi ditutup pada level 8.118,30 dari 8.099,33 pada pekan lalu.
Kapitalisasi pasar BEI juga mengalami peningkatan sebesar 1,29% menjadi Rp15.079 triliun dari Rp14.888 triliun pada sepekan sebelumnya.
Sebelumnya, Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa mengatakan pada kuartal IV/2025, aliran dana asing memang masih diproyeksikan sulit untuk mengalir deras ke pasar saham Indonesia.
“Peluang inflow asing akan tertahan karena investor asing mempertimbangkan untuk wait and see mengenai pergerakah arah yield treasury di AS yang cenderung naik, karena aliran dana akan potensi masuk ke AS dengan yield lebih menarik,” kata Reydi kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, menurutnya dana asing ke pasar saham bisa masuk jika didorong oleh stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan terdapat peluang masuknya aliran dana asing pada kuartal IV/2025 didorong oleh sejumlah sentimen positif.
“Jadi, untuk kuartal IV/2025 kuncinya ada di dinamika window dressing hingga santa clause rally effect,” kata Nafan kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh manajer investasi untuk meningkatkan penampilan kinerja saham atau reksa dana sebelum disajikan kepada investor atau pemegang saham.
Adapun, santa claus rally merujuk kepada kondisi nilai pasar saham yang cenderung melesat selama pekan terakhir Desember.
Selain itu, Nafan mengatakan terdapat pula dorongan dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang akan membagikan dividen interimnya pada akhir tahun. Momentum pembagian dividen interim itu menurutnya mampu mendongkrak aliran dana asing.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.