
Shoesmart.co.id – JAKARTA. Di tengah tantangan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, kinerja PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) terus menjadi sorotan, terutama dengan adanya pergeseran pola konsumsi yang signifikan.
Perusahaan ritel besar ini mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,31 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Angka ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 3,49% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,39 triliun.
Meski demikian, AMRT berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan kumulatif sebesar 7,09% YoY, mencapai Rp 94,47 triliun hingga kuartal III 2025. Ini sedikit meningkat dari pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 88,21 triliun.
IHSG Menguat 0,22% ke 8.337 pada Kamis (6/11/2025), DSSA, AADI, HEAL Top Gainers LQ45
Secara lebih spesifik, pendapatan pada kuartal III 2025 mencapai Rp 30,6 triliun, namun mengalami penurunan tipis 1,2% secara kuartalan (Quarter-over-Quarter/QoQ). Novi Vianita, Analis Panin Sekuritas, menjelaskan bahwa performa kuartalan ini sedikit tertekan akibat pergeseran tren belanja konsumen. Masyarakat cenderung beralih ke toko-toko kecil yang lebih dekat dengan rumah dan melakukan “down-trading” atau memilih produk yang lebih terjangkau.
Fenomena ini turut memengaruhi kontribusi pendapatan dari berbagai wilayah. Novi menambahkan dalam risetnya pada Selasa (4/11/2025), bahwa kontribusi dari wilayah luar Jawa menurun 3,7% QoQ menjadi Rp 12 triliun, sementara wilayah Jawa juga mengalami penurunan 2,4% QoQ menjadi Rp 10,6 triliun. Novi juga memperingatkan, jika daya beli masyarakat tidak segera pulih, kepercayaan konsumen berpotensi menurun dan pertumbuhan penjualan ritel akan melambat.
Di sisi lain, Analis Sucor Sekuritas, Christofer Kojongian, memiliki pandangan yang lebih optimis. Ia menilai bahwa AMRT justru diuntungkan dari peralihan pola konsumsi masyarakat yang kini lebih memilih minimarket yang menawarkan harga lebih terjangkau dibandingkan supermarket modern. Keunggulan ini menempatkan AMRT pada posisi strategis di pasar ritel Indonesia.
Christofer menguraikan bahwa kekuatan AMRT terletak pada portofolio produknya yang sangat luas, mencakup lebih dari 15.000 SKU (Stock Keeping Unit). Selain itu, jaringan tokonya yang masif dengan lebih dari 23.000 gerai tersebar secara nasional, termasuk jangkauan mendalam ke wilayah tier-2 dan tier-3, menjadi nilai tambah. Didukung oleh lebih dari 1.800 pemasok aktif, ketersediaan produk di seluruh gerai tetap terjaga optimal. Menurut Christofer dalam risetnya, Senin (27/10/2025), faktor-faktor ini menjadi penopang model bisnis defensif AMRT, yang tercermin dari kinerja same store sales growth (SSSG) yang secara konsisten melampaui pertumbuhan penjualan ritel nasional dalam beberapa tahun terakhir.
AMRT Chart by TradingView
Melihat potensi tersebut, Novi merekomendasikan investor untuk beli saham AMRT dengan target harga Rp 2.600. Sentimen positif ini didorong oleh target pembukaan 1.000 gerai baru pada tahun 2025F, yang menjadi motor penggerak bagi emiten ritel seperti AMRT. Lebih lanjut, Novi menyebutkan adanya program bantuan sosial (BSU) maupun bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah, serta strategi omnichannel yang semakin kuat melalui berbagai promosi dan bonus, khususnya bagi anggota Alfagift.
Sementara itu, Christofer juga merekomendasikan beli saham AMRT, namun dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 3.000, dengan dasar peralihan valuasi ke proyeksi full year 2026. Christofer meyakini bahwa AMRT memiliki keunggulan kompetitif yang kokoh sebagai peritel modern terbesar di Indonesia, didukung oleh rekam jejak kinerja yang terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai siklus ekonomi, serta neraca keuangan yang solid. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan AMRT pilihan menarik di tengah dinamika pasar.
Ringkasan
Kinerja PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi perhatian di tengah daya beli masyarakat yang belum pulih. Laba perusahaan tercatat menurun 3,49% YoY menjadi Rp 2,31 triliun pada sembilan bulan pertama 2025, meskipun pendapatan kumulatif tumbuh 7,09% YoY menjadi Rp 94,47 triliun. Penurunan laba kuartalan disebabkan oleh pergeseran tren belanja konsumen ke toko kecil dan produk yang lebih terjangkau.
Analis memiliki pandangan berbeda terkait prospek AMRT. Beberapa melihat potensi pertumbuhan dengan pembukaan gerai baru dan program bantuan pemerintah, serta merekomendasikan beli saham AMRT dengan target harga Rp 2.600. Analis lain optimis karena AMRT diuntungkan dari preferensi konsumen terhadap minimarket terjangkau, didukung oleh portofolio produk luas, jaringan toko yang masif, dan merekomendasikan beli dengan target harga Rp 3.000.