Aksi Chengdong Lego: Borong 133 Juta Saham BUMI dalam 3 Hari!

JAKARTA — Chengdong Investment Corporation telah melakukan divestasi besar-besaran, melepas ratusan juta lembar saham emiten pertambangan batu bara raksasa, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), yang merupakan bagian dari Grup Bakrie dan Grup Salim. Aksi jual saham BUMI ini terjadi secara berturut-turut dalam tiga sesi perdagangan di pekan kedua Oktober 2025, menandakan perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan.

Berdasarkan data yang dihimpun per Minggu (12/10/2025), Chengdong tercatat melego 45 juta lembar saham BUMI pada 7 Oktober 2025, diikuti dengan penjualan jumlah yang sama pada 8 Oktober 2025. Teranyar, mereka kembali menjual 43,38 juta lembar saham BUMI pada 9 Oktober 2025. Setelah serangkaian transaksi ini, kepemilikan Chengdong atas saham BUMI menyusut drastis menjadi 33,50 miliar lembar, yang setara dengan 9,02% dari total saham perseroan.

Penjualan ini bukanlah yang pertama. Dalam catatan, Chengdong telah secara bertahap melepas 2,53 miliar saham BUMI sejak Desember 2024 hingga Juni 2025. Transaksi tersebut dilakukan dengan kisaran harga yang bervariasi, mulai dari Rp108 hingga Rp143 per lembar. Akibatnya, hingga pertengahan Juni 2025, jumlah saham BUMI yang dipegang oleh Chengdong telah berkurang dari 39,65 miliar menjadi 37,12 miliar.

Direktur dan Manajer Chengdong Investment Corporation, Shiping Wei, sebelumnya mengonfirmasi bahwa persentase hak suara dari kepemilikan Chengdong atas saham BUMI pertama kali mencapai angka 9,99% pada 10 Juni 2025. “Tujuan transaksi adalah untuk divestasi,” jelasnya, menegaskan strategi pelepasan aset oleh perusahaan investasi tersebut.

Di tengah aksi divestasi ini, BUMI mencatatkan kinerja keuangan yang beragam pada semester I/2025. Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar US$677,93 juta, atau setara dengan Rp11 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 13,78% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$595,84 juta. Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan BUMI juga meningkat 5,31% YoY menjadi US$570,90 juta, dari sebelumnya US$542,09 juta pada semester I/2024.

Meskipun demikian, peningkatan pendapatan berhasil mendorong laba bruto BUMI melonjak signifikan hingga 99,14%, mencapai US$107,02 juta pada akhir Juni 2025, dari US$53,74 juta pada semester I/2024. Namun, setelah dikurangi berbagai macam beban yang berhasil diefisienkan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BUMI tercatat mengalami penurunan tajam hingga 75,97%. Laba bersih ini anjlok menjadi US$20,40 juta atau setara Rp331,21 miliar, dibandingkan dengan US$84,91 juta atau setara Rp1,37 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Salah satu faktor utama yang menekan laba bersih BUMI adalah lonjakan beban bunga dan keuangan, yang naik 47,45% menjadi US$11,47 juta, dari sebelumnya hanya US$7,78 juta. Sementara itu, dari sisi neraca keuangan, BUMI mencatat jumlah aset sebesar US$3,91 miliar hingga akhir Juni 2025, dibandingkan dengan US$4,16 miliar pada akhir Desember 2024.

Di sisi lain, jumlah liabilitas BUMI berhasil berkurang menjadi US$1,11 miliar per 30 Juni 2025, dari US$1,29 miliar per 31 Desember 2024. Adapun total ekuitas BUMI tercatat sebesar US$2,80 miliar pada akhir Juni 2025, sedikit menurun dari US$2,86 miliar pada akhir tahun 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Chengdong Investment Corporation melakukan divestasi signifikan dengan menjual 133 juta lembar saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam tiga sesi perdagangan di bulan Oktober 2025. Penjualan ini mengurangi kepemilikan Chengdong menjadi 9,02% dari total saham BUMI, melanjutkan tren pelepasan aset yang telah berlangsung sejak Desember 2024.

Meskipun BUMI mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 13,78% pada semester I/2025, laba bersih perusahaan mengalami penurunan tajam sebesar 75,97% menjadi US$20,40 juta. Penurunan ini disebabkan oleh lonjakan beban bunga dan keuangan, meskipun terdapat efisiensi pada beberapa beban lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *