Wall Street Ditutup Melemah, Pasar Menanti Laporan Kinerja Nvidia

NEW YORK – Pasar saham Wall Street menutup awal pekan dengan kinerja yang lesu, terbebani oleh kehati-hatian investor terhadap prospek suku bunga Amerika Serikat dan antisipasi laporan keuangan kuartalan Nvidia yang sangat dinanti. Penurunan ini terjadi setelah reli kuat pada Jumat sebelumnya yang berhasil mendorong Dow Jones Industrial Average mencapai rekor penutupan tertinggi.

Pada penutupan perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, Indeks S&P 500 merosot 0,43% menjadi 6.439,32. Senada, Indeks Nasdaq Composite tergelincir 0,22% ke 21.449,29, dan Indeks Dow Jones Industrial Average menunjukkan pelemahan signifikan sebesar 0,77%, mengakhiri hari di 45.282,47.

Gejolak penurunan ini terasa luas di seluruh pasar, dengan sembilan dari sebelas indeks sektor S&P 500 berakhir di zona merah. Sektor barang konsumsi pokok memimpin pelemahan dengan terjun 1,62%, diikuti oleh sektor perawatan kesehatan yang juga merosot 1,44%.

Kontras dengan pelemahan awal pekan, pasar baru saja merasakan euforia Jumat lalu. Kala itu, optimisme memuncak saat saham-saham unggulan Dow Jones sukses mencetak rekor tertinggi penutupan, yang pertama kalinya sejak Desember 2024. Indeks acuan S&P 500 pun tak ketinggalan, membukukan kenaikan satu hari terkuatnya sejak Mei 2025.

Lonjakan pasar pada Jumat didorong oleh pernyataan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, di Simposium Jackson Hole. Ia mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan September, merespons pelemahan yang mulai terlihat di pasar tenaga kerja.

Komentar Powell ini masih membayangi sentimen investor di awal pekan. Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, menjelaskan, “Pasar masih terpengaruh oleh Jackson Hole. Investor sedang beristirahat sejenak setelah euforia kemarin.”

Kewaspadaan pasar juga dipicu oleh serangkaian data ekonomi krusial yang akan datang. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), indikator inflasi favorit The Fed, dijadwalkan rilis pada hari Jumat ini. Menyusul minggu depan, data penggajian non-pertanian yang sangat dinantikan akan diumumkan. Kedua laporan ini akan menjadi penentu penting, terutama setelah Powell menekankan bahwa penurunan suku bunga masih belum pasti.

Brian Klimke, direktur investasi di Cetera Investment Management, menegaskan bahwa fokus pasar saat ini tertuju pada dinamika pasar tenaga kerja. “Pasar tenaga kerja kita sedang sedikit terpuruk dan ekonomi sedang melemah,” ujar Klimke, “jadi The Fed perlu bertindak cepat dan mereka juga merasakannya.” Hal ini mengindikasikan tekanan kuat bagi bank sentral untuk merespons kondisi ekonomi yang melambat.

Di tengah sentimen negatif, saham raksasa chip Nvidia justru berhasil menguat 1%. Kenaikan ini terjadi menjelang laporan kuartalannya yang akan dirilis Rabu, sebuah peristiwa yang dipantau ketat oleh Wall Street dan dianggap sebagai ujian krusial bagi euforia perdagangan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang tengah memanas.

Sebagai perusahaan paling berharga di dunia yang menguasai sekitar 8% dari S&P 500, kinerja Nvidia memiliki dampak yang sangat luas, bahkan memengaruhi tabungan pensiun jutaan warga Amerika yang berinvestasi melalui dana indeks. Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management, menggarisbawahi urgensi ini, menyatakan, “Ini adalah peristiwa yang sangat penting dari sudut pandang pelaku pasar.”

Dampak pernyataan Powell pada Jumat lalu juga terasa di kalangan perusahaan pialang besar. Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank dengan cepat merevisi proyeksi mereka, kini memprediksi pengurangan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin pada bulan depan. Sentimen ini selaras dengan perangkat FedWatch CME Group yang menunjukkan probabilitas sebesar 84% untuk penurunan suku bunga The Fed pada September.

Investor akan terus memantau dengan saksama pernyataan dari para pembuat kebijakan The Fed lainnya, seperti John Williams dan Lorie Logan, yang dijadwalkan akan berbicara hari ini. Komentar mereka akan menjadi petunjuk penting untuk mengukur apakah ada konsensus yang kuat mengenai pandangan kebijakan Powell.

Di tengah kehati-hatian, ada secercah optimisme. Pada hari Senin, Jefferies menjadi perusahaan pialang terbaru yang menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500, menunjukkan keyakinan pada potensi pemulihan jangka panjang.

Terpisah dari sentimen makro, beberapa saham perusahaan menunjukkan pergerakan signifikan akibat berita spesifik. Saham perusahaan minuman Keurig Dr Pepper anjlok tajam 11,5% setelah mengumumkan akuisisi JDE Peet’s senilai US$ 18,4 miliar secara tunai. Sementara itu, para peritel furnitur RH dan Wayfair masing-masing ambruk lebih dari 5%. Penurunan ini dipicu oleh pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu yang menyebutkan pemerintahannya akan menyelidiki tarif impor furnitur. Senada, saham Intel juga melemah 1% menyusul komentar Trump yang mengatakan pemerintah AS akan mengambil alih saham produsen chip tersebut, serta rencana untuk kesepakatan serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *