JAKARTA. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menunjukkan kinerja impresif di paruh pertama tahun ini, berhasil mencatatkan peningkatan signifikan pada volume produksi sekaligus menjaga efisiensi operasional dengan ketat. Produsen batubara kokas ini menegaskan posisinya melalui strategi yang efektif di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.
Pada kuartal II-2025, ADMR sukses membukukan volume produksi sebesar 1,9 juta ton, melonjak 32% secara tahunan (YoY) dan 18% secara kuartalan (QoQ). Pencapaian ini menggenapkan total produksi batubara ADMR selama semester I-2025 menjadi sekitar 3,5 juta ton. Sejalan dengan pertumbuhan produksi, volume penjualan pada kuartal II-2025 juga meningkat menjadi 1,6 juta ton, tumbuh 4% YoY dan 25% QoQ. Total penjualan kumulatif hingga akhir Juni 2025 mencapai 2,88 juta ton, atau naik 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekky Topan, seorang Investment Analyst dari Infovesta Utama, menyoroti bahwa peningkatan performa ini sebagian besar didorong oleh membaiknya kondisi cuaca sepanjang kuartal II-2025. Perbaikan cuaca krusial ini memfasilitasi kelancaran aktivitas pengangkutan volume batubara kokas dalam jumlah yang lebih besar melalui Sungai Barito, sebuah jalur logistik vital bagi operasional ADMR.
Yang menarik, di tengah lonjakan volume produksi batubara, ADMR berhasil menunjukkan kemampuan manajemen biaya yang sangat baik. Pada semester I-2025, beban pokok penjualan (COGS) perseroan tercatat turun 4,8% secara tahunan (YoY), diikuti oleh penurunan beban operasional (Opex) sebesar 4,4% YoY. Kondisi ini, menurut Ekky Topan, mengindikasikan adanya efisiensi operasional yang substansial, meliputi optimalisasi manajemen logistik, efisiensi biaya produksi per ton, serta peninjauan ulang kontrak jasa tambang.
Jika tren efisiensi ini dapat dipertahankan, struktur biaya ADMR diproyeksikan akan semakin kompetitif, memungkinkan perseroan untuk menjaga margin keuntungan tetap sehat bahkan di tengah potensi fluktuasi harga jual batubara global.
Untuk paruh kedua tahun ini, investor disarankan untuk mencermati beberapa sentimen kunci yang akan mempengaruhi kinerja ADMR. Ekky Topan menekankan bahwa pergerakan harga batubara global menjadi faktor utama yang akan secara langsung berdampak pada pendapatan perusahaan.
Di sisi positif, perkembangan proyek smelter Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI) diharapkan dapat menjadi katalis tambahan. Kemajuan signifikan dalam konstruksi atau percepatan pencapaian target proyek akan menjadi sentimen positif yang kuat bagi valuasi saham ADMR.
Namun, dalam jangka panjang, ADMR dan emiten sejenis di sektor pertambangan batubara tetap dihadapkan pada tantangan transisi energi global dan regulasi lingkungan yang semakin ketat. Ini menjadi faktor risiko yang perlu diwaspadai investor.
Melihat keseluruhan prospek, Ekky merekomendasikan accumulative buy untuk saham ADMR hingga akhir tahun, dengan target harga antara Rp 1.400 hingga Rp 1.500 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi tidak adanya penurunan tajam harga jual batubara, serta terjaganya kinerja operasional perseroan yang efisien.