Shoesmart.co.id , JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Senin (13/10/2025). Kendati begitu, sejumlah saham seperti ANTM, UNTR, hingga AMRT masih mencatatkan kinerja positif.
Berdasarkan data Bursa pukul 09.03 WIB, indeks hasil kerjasama Bursa dengan Harian Bisnis Indonesia dibuka terkoreksi 0,78% ke level 514,97. Dari 27 konstituen, sebanyak 4 saham menguat, 20 terkoreksi, dan 3 stagnan.
Penguatan kinerja dipimpin oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang naik 2,72% ke Rp3.400, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) menguat 0,77% ke Rp1.955, PT United Tractors Tbk. (UNTR) menguat 0,59% ke Rp25.750, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menguat 0,56% ke Rp8.900.
Sementara itu, sejumlah saham yang terkoreksi antara lain PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang terkoreksi 0,42%, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) terkoreksi 0,45%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terkoreksi 1,51%.
Tidak hanya itu, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) turut terkoreksi 1,68%, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) terkoreksi 1,90%, dan PT Indosat Tbk. (ISAT) terkoreksi 2,31%.
: IHSG Hari Ini (13/10) Dibuka Lesu, Saham Prajogo dan Perbankan ‘Terbakar’
Sejumlah saham yang tercatat stagnan pada pembukaan perdagangan hari ini antara lain PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA).
Sebelumnya, IHSG diprediksi melemah pada perdagangan pekan ini. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Hari Rachmansyah mengatakan proyeksi IHSG melemah dalam pekan ini berdasarkan sentimen perang dagang antara AS-China.
Menurutnya, kebijakan tarif baru AS terhadap China diperkirakan meningkatkan ketegangan perdagangan dan memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global. Dia menilai faktor-faktor eksternal ini bisa memicu aksi profit taking dan risiko keluarnya dana asing alias foreign outflow dari pasar saham domestik.
“IHSG diprediksi berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resistance terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” ujar Hari dalam risetnya, Senin (13/10/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.