IHSG Menguat 0,36% Sesi I Perdagangan Didorong Laju EMAS, SSIA hingga COIN

Shoesmart.co.id , JAKARTA – Mengawali perdagangan hari ini, Kamis (2/10/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menunjukkan kinerja positif, menguat signifikan hingga penutupan sesi I. Kenaikan IHSG ini didorong oleh aksi beli pada sejumlah saham unggulan, di antaranya EMAS, SSIA, dan COIN.

Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG ditutup perkasa dengan kenaikan 0,36% atau 28,76 poin, mencapai level 8.072,58. Lonjakan ini diwarnai oleh dominasi saham yang menguat, dengan 324 saham berakhir di zona hijau, sementara 307 saham melemah, dan 161 lainnya stagnan. Selama sesi I perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 8.059 hingga 8.109, mencatatkan total 1,68 juta kali transaksi untuk 26,16 miliar saham, dengan nilai transaksi fantastis mencapai Rp13,25 triliun.

Sejumlah saham berkapitalisasi besar menjadi motor penggerak utama IHSG pada sesi I perdagangan. Di antaranya adalah saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) yang melonjak signifikan 14,50% menjadi Rp4.580. Tak kalah cemerlang, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menguat 7,98% ke level Rp1.895, diikuti oleh PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) yang naik 5,81% menuju Rp3.640. Kinerja positif juga ditunjukkan oleh saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dengan kenaikan 4,59% ke Rp1.935.

: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Kamis 2 Oktober 2025

Rangkaian penguatan ini turut dilengkapi oleh saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) yang berhasil naik 3,76% ke Rp1.105, serta PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) yang menguat 3,41% mencapai Rp14.400. Kinerja impresif juga terlihat pada saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) yang melesat 3,31% ke Rp3.120, dan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dengan kenaikan 2,70% ke Rp7.600.

Namun, di tengah gairah pasar, sejumlah saham berkapitalisasi jumbo justru terpantau melemah. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turun 2,49% ke Rp3.130, sedangkan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) merosot lebih dalam, yakni 2,62% ke Rp13.025. Penurunan juga dialami oleh saham perbankan raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang tergerus 1,84% menjadi Rp3.740, serta PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang melemah 1,64% ke Rp4.190.

Beberapa saham lain yang juga harus rela berada di zona merah pada penutupan sesi I perdagangan adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) yang turun 1,45% ke Rp1.355, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang melemah 1,45% menjadi Rp103.975, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) yang tergelincir 1,42% ke Rp2.780, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) yang turun tipis 1,41% ke Rp7.000.

Menilik dari sisi teknikal, tim riset Phintraco Sekuritas mengamati bahwa penguatan IHSG pada sesi I perdagangan sempat menguji level resistance dinamis MA5 di 8.079, meskipun akhirnya ditutup sedikit di bawahnya. Indikator teknikal modern turut memberikan sinyal senada, dengan histogram MACD yang bergerak mendatar dan Stochastic RSI yang menunjukkan pergerakan menurun. “Dengan kondisi tersebut, kami memproyeksikan pergerakan IHSG akan berada dalam rentang 8.000-8.100 pada sesi II perdagangan hari ini,” ungkap riset Phintraco Sekuritas pada Kamis (2/10/2025).

Beralih ke analisis pasar, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menguraikan sejumlah sentimen global dan domestik yang mewarnai pergerakan saham hari ini. Dari sisi global, pasar menunjukkan keyakinan bahwa penutupan pemerintahan AS bersifat temporer, sehingga dampaknya terhadap ekonomi Negeri Paman Sam diperkirakan minim. Selain itu, optimisme pasar masih tinggi terhadap kemungkinan penurunan Fed Rate pada pertemuan FOMC akhir bulan ini. Sementara itu, sentimen domestik semakin positif berkat perbaikan data makroekonomi dan berbagai stimulus ekonomi yang diumumkan pemerintah pada Kuartal IV-2025. Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong daya beli masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan target mencapai 5,2% pada tahun 2025 jika implementasinya berjalan efektif.

Berdasarkan akumulasi sentimen tersebut, Nafan memprediksi IHSG akan bergerak dengan level support kuat di 8.021 dan 7.935, sementara level resistance berada pada 8.152 dan 8.204. “Secara teknikal, IHSG diperkirakan memiliki potensi kenaikan terbatas atau limited upside karena masih dalam fase konsolidasi minor. Meskipun demikian, RSI menunjukkan sinyal negatif, sedangkan Stochastics K_D tetap positif dan volume transaksi terlihat meningkat,” pungkasnya, memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi pergerakan IHSG.

Disclaimer: artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi pembaca. Penulis dan penerbit tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi yang diambil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *