IHSG 8.000 Jadi Kado HUT RI? Analisis & Prospek Pasar Modal

Saham Big Caps UNVR hingga DCII Bawa IHSG Pecah Rekor 7.931 Jelang HUT RI Ke-80

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menorehkan kinerja impresif, bahkan kini semakin merapat ke level psikologis 8.000. Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis pencapaian ini akan menjadi “kado istimewa” dari para investor untuk peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Pada perdagangan Kamis (14/8/2025), IHSG sukses menguat 0,49% atau setara 38,34 poin, menembus posisi 7.931,25. Kenaikan ini juga mengantar indeks komposit melampaui level resistance tertinggi sepanjang masa yang sebelumnya tercatat di 7.910 pada 19 September 2024, sempat menyentuh 7.973,98 dalam sesi hari itu.

Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, mengungkapkan bahwa pergerakan indeks komposit saat ini adalah cerminan kuat dari optimisme yang melingkupi investor terhadap dinamika pasar modal, solidnya kondisi makro ekonomi domestik, serta prospek positif perusahaan-perusahaan yang tercatat. Ia menegaskan, “Jika IHSG mencapai 8.000, itu adalah kado kepercayaan yang luar biasa dari investor untuk Indonesia,” sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Senada dengan optimisme tersebut, Direktur Utama BEI Iman Rachman sebelumnya juga telah menyuarakan harapan besar agar IHSG dapat menembus ambang 8.000, khususnya menjelang perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia pada Minggu, 17 Agustus 2025. Iman menilai, tren positif yang terus diperlihatkan oleh indeks komposit menjadikan peluang mencapai level 8.000 semakin terbuka lebar. “Mohon doanya bersama-sama agar di ulang tahun ke-80 Republik Indonesia, indeks kita bisa mencapai 8.000,” pinta Iman di Jakarta pada akhir Juli 2025.

Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Harry Su, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia. Ia menyoroti adanya kerapuhan fundamental dalam kenaikan IHSG, yang tercermin jelas dari kinerja laporan keuangan emiten pada kuartal II/2025. Menurut analisisnya, pergerakan IHSG menuju level psikologis 8.000 lebih banyak didorong oleh saham-saham berbasis likuiditas (liquidity-driven) dan kurang didukung oleh perbaikan fundamental yang kuat.

Data dari Samuel Sekuritas semakin memperkuat argumen tersebut. Laporan mereka menunjukkan laba bersih inti emiten pada kuartal II/2025 mengalami penurunan signifikan sebesar 5,9% secara tahunan. Dari 40 perusahaan yang telah melaporkan kinerja, hanya 45% yang sesuai ekspektasi, 40% berada di bawah perkiraan, sementara hanya 15% yang berhasil melampaui ekspektasi pasar. “Kami melihat adanya risiko koreksi dan aksi ambil untung yang cukup tinggi dalam waktu dekat, mengingat kenaikan pasar tidak diimbangi dengan perbaikan fundamental yang solid,” jelas Harry kepada Bisnis pada Kamis (14/8/2025).

Harry Su melanjutkan, meskipun investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) dalam tiga hari terakhir, reli indeks komposit sejak bulan lalu justru lebih didominasi dan digerakkan oleh peningkatan drastis partisipasi investor ritel. Fakta ini diperkuat dengan menurunnya kepemilikan institusi asing, yang mengindikasikan bahwa aliran dana dari investor asing belum cukup kokoh untuk menopang reli pasar secara berkelanjutan.

Harry menekankan bahwa laporan keuangan kuartal II/2025 seharusnya menjadi pengingat serius bagi pasar bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia belum berlangsung secara merata. Apabila tren ini terus berlanjut hingga kuartal berikutnya, ada risiko besar bahwa ekspektasi pasar akan direvisi ke bawah. “Meskipun sentimen global sempat menunjukkan perbaikan berkat meredanya tensi perdagangan Amerika Serikat, risiko geopolitik dan perlambatan ekonomi global tetap menjadi faktor latar belakang penting yang wajib diantisipasi cermat oleh setiap investor,” pungkas Harry.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

IHSG mendekati level psikologis 8.000 menjelang HUT ke-80 RI, dengan BEI optimis ini menjadi “kado istimewa” dari investor. Pada 14 Agustus 2025, IHSG mencapai 7.931,25, melampaui rekor sebelumnya, mencerminkan optimisme investor terhadap pasar modal dan kondisi makro ekonomi domestik. Direktur BEI menyatakan bahwa pencapaian 8.000 akan menjadi bukti kepercayaan luar biasa investor terhadap Indonesia.

Namun, Samuel Sekuritas menyoroti kerapuhan fundamental di balik kenaikan IHSG, dengan laba bersih inti emiten turun 5,9% secara tahunan. Kenaikan IHSG dinilai lebih didorong oleh saham berbasis likuiditas daripada perbaikan fundamental yang solid, dengan risiko koreksi dan aksi ambil untung yang tinggi. Reli indeks lebih didominasi investor ritel, sementara laporan keuangan kuartal II/2025 menunjukkan pemulihan ekonomi belum merata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *