Shoesmart.co.id – JAKARTA. Saham emiten properti dilihat masih menarik, terutama jelang penentuan arah suku bunga Bank Indonesia (BI).
BI diperkirakan kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar 22-23 Oktober 2025.
Head Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata melihat, empat kali penurunan suku bunga oleh BI yang disertai perpanjangan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) 100% hingga 2027 menjadi katalis fiskal-moneter yang bisa mempercepat pemulihan industri properti.
Namun, transmisi penurunan bunga ke pembelian rumah saat ini memang masih lambat, karena daya beli belum pulih penuh dan biaya konstruksi masih tinggi.
Begini Rekomendasi Saham yang Layak Dilirik dan Proyeksi IHSG Hari Ini (22/10)
“Fokus utama aset di tahun 2026 diperkirakan pada proyek township dan landed residential dengan pasokan terbatas di sekitar Jabodetabek dan Surabaya,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (21/10).
Sayangnya, raihan pendapatan prapenjualan alias marketing sales emiten properti per kuartal III 2025 juga masih beda arah. Tengok saja, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan marketing sales Rp 7,6 triliun hingga September 2025, merosot 12% secara tahunan alias year on year (YoY).
Lalu, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan marketing sales Rp 903 miliar per kuartal III 2025, turun 20% YoY.
Di sisi lain, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) justru mengantongi kenaikan marketing sales sebesar 4% ke Rp 1,345 triliun per akhir kuartal III 2025. Raihan itu setara dengan 67% dari target tahunan MTLA yang sebesar Rp 2 triliun.
Meskipun begitu, sebagian besar saham properti besar saat ini masih diperdagangkan pada price to book value (PBV) di bawah 1x yang menandakan valuasi relatif murah dibanding potensi asetnya.
“Jika penjualan kuartal IV menunjukkan percepatan dan permintaan rumah tapak membaik, peluang re-rating terbuka lebar pada 2026,” ungkapnya.
Berikut rekomendasi saham emiten properti yang patut dicermati investor jelang RDG BI.
1. BSDE : Speculative Buy
- Entry level: Rp 985 – Rp 950 per saham; Average Up jika > Rp 1.000 – Rp 1.025 per saham
- Target harga : Rp 1.060 per saham / Rp 1.090 per saham / Rp 1.140 per saham
- Support : Rp 925 – Rp 915 per saham
CTRA Chart by TradingView
2. CTRA : Speculative Buy
- Entry level : Rp 915 – Rp 905 per saham ; Average Up jika > Rp 925 per saham
- Target harga : Rp 965 per saham / Rp 980 – Rp 1.000 per saham / Rp 1.020 per saham / Rp 1.060 per saham
- Support : 895-870
3. SMRA : Buy
- Entry level : Rp 398 – Rp 392 per saham ; Average Up jika > Rp 400 – Rp 404 per saham
- Target harga : Rp 410 per saham / Rp 426 per saham
- Support : Rp 388 per saham / Rp 374 per saham
4. ASRI : Wait & See; Buy / Average Up on break out.
- Entry level : Rp 180 – Rp 182 per saham
- Target harga: Rp 190 per saham / Rp 200 – Rp 204 per saham
- Support : Rp 173 – Rp 169 per saham / Rp 160 – Rp 155 per saham