KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mengumumkan peningkatan cadangan bijih emas (Gold Ore Reserve) untuk tambang emas Pani di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Berdasarkan studi teknis terbaru, cadangan bijih emas (Ore Reserve) tambang emas Pani meningkat menjadi 4,8 juta ons, atau 150% lebih tinggi dibandingkan cadangan sebelumnya sebesar 1,9 juta ons.
Ini berasal dari kandungan Sumber Daya Mineral (Mineral Resource) melebihi 7 juta ons, menjadikannya salah satu deposit emas primer terbesar di Indonesia.
Merdeka Gold Resources (EMAS) Mulai Penambangan Perdana di Proyek Emas Pani
Presiden Direktur PT Merdeka Gold Resources Tbk, Boyke Abidin mengatakan peningkatan cadangan ini mencerminkan keberhasilan strategi eksplorasi perusahaan, pengelolaan sumber daya yang efektif, optimalisasi operasional, perluasan fasilitas pelindian tailing dan pelindian tumpukan, serta asumsi harga emas yang lebih tinggi.
Tambahan cadangan ini semakin memperkuat posisi EMAS sebagai salah satu produsen emas terkemuka di Indonesia melalui Tambang Emas Pani.
“Update cadangan ini menegaskan prospek jangka panjang tambang emas Pani. Kami optimistis capaian ini akan memperkuat fondasi pertumbuhan perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Boyke dalam keterangan resminya, Senin (6/10/2025).
EMAS Chart by TradingView
Dengan bertambahnya cadangan bijih emas, EMAS menegaskan komitmennya untuk menjalankan praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practices), berkelanjutan, serta memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Komitmen ini sejalan dengan strategi induk usaha, MDKA, yang melalui seluruh anak perusahaannya terus mengedepankan penerapan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) yang tinggi dalam setiap operasional pertambangan.
Sebagaimana diumumkan sebelumnya, tambang emas Pani telah memulai operasi penambangan pada 1 Oktober 2025 dan menargetkan produksi emas pertama pada kuartal pertama tahun 2026, dengan potensi produksi puncak hingga 500.000 ons per tahun pada tahun 2032.