Shoesmart.co.id JAKARTA. Prospek aset pasar negara berkembang (EM) diproyeksikan akan bersinar cemerlang hingga penutup tahun 2025. Optimisme investor kini melonjak, terpacu oleh keyakinan kuat akan derasnya arus masuk dana ke instrumen saham dan obligasi emerging market memasuki kuartal IV.
Sebuah survei yang dilakukan oleh HSBC Holdings mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan para manajer investasi kini mencapai puncaknya sejak awal 2021. Riset ini, yang melibatkan 100 investor dengan total aset kelolaan senilai US$ 423 miliar, mencatat lonjakan signifikan responden yang optimistis, yakni dari 44% pada Juni menjadi 62% di bulan September. Di sisi lain, analisis dari Goldman Sachs Group menyoroti bahwa pasar EM tidak hanya bertahan, melainkan sedang dalam fase pertumbuhan substansial. Kinerja ekonomi di kawasan ini melampaui ekspektasi, bahkan di tengah tantangan kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat.
Pasar Stablecoin Tembus US$300 Miliar, Jadi Bahan Bakar Roket bagi Reli Kripto
Menjelang akhir kuartal III, terlihat adanya peningkatan arus dana yang mengalir ke reksadana berbasis indeks (ETF). Sinyal ini menjadi indikasi awal kebangkitan kembali gairah investor terhadap aset negara berkembang. Momentum positif ini datang dari berbagai arah. Siklus potensi pemangkasan bunga The Fed diperkirakan akan membuka ruang bagi bank sentral negara EM untuk melonggarkan kebijakan moneter mereka. Sementara itu, Dolar AS yang melemah memicu pergeseran dana dari aset AS ke pasar lainnya, dan kenaikan saham di China semakin memperkuat sentimen positif terhadap kawasan ini secara keseluruhan.
Jon Harrison, Direktur Pelaksana Strategi Makro EM di GlobalData TS Lombard, menegaskan bahwa prospek saham dan obligasi masih sangat cerah. “Arus dana masuk ke aset EM tetap kuat dan menopang nilai mata uang mereka,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg, Rabu (8/10).
Optimisme pasar juga didukung oleh ekspektasi penurunan Fed rate. Di wilayah Asia, para ekonom memprediksi bahwa bank sentral Korea Selatan hingga Thailand akan segera menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Pasar Kripto Tertekan Jelang Sinyal The Fed: Whale Jualan, Institusi Akumulasi
Meskipun pertumbuhan ekonomi China dan rotasi dana dari AS menjadi motor utama di balik optimisme ini, keuntungan yang diperoleh oleh setiap negara akan sangat bergantung pada fundamental ekonominya masing-masing. Investor menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi pada China, namun mereka cenderung lebih berhati-hati terhadap negara lain seperti Indonesia, yang masih diwarnai sorotan terkait independensi bank sentral dan disiplin fiskalnya.
Ringkasan
Aset pasar negara berkembang (EM) diprediksi akan mengalami pertumbuhan hingga akhir 2025, didorong oleh optimisme investor dan potensi arus dana masuk ke saham dan obligasi. Survei HSBC menunjukkan peningkatan kepercayaan manajer investasi, didukung oleh kinerja ekonomi EM yang melampaui ekspektasi dan antisipasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Momentum positif ini didukung oleh potensi pelonggaran kebijakan moneter di negara EM, pelemahan Dolar AS, dan kenaikan saham di China. Meskipun prospek cerah, keuntungan setiap negara akan bergantung pada fundamental ekonominya masing-masing, dengan China menjadi fokus utama investor, sementara negara lain seperti Indonesia masih memerlukan perhatian terkait independensi bank sentral dan disiplin fiskal.