Waskita Karya: Jurus Restrukturisasi Utang Agar Saham Kembali Bergairah?

Shoesmart.co.id JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terus berupaya keras untuk mengangkat status suspensi sahamnya dan menghindari potensi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Keuangan Waskita Karya, Wiwi Suprihatno, menjelaskan bahwa fokus utama perseroan saat ini adalah menuntaskan restrukturisasi atas satu seri obligasi yang tersisa. Langkah ini merupakan bagian krusial dari strategi agar saham perusahaan konstruksi pelat merah tersebut dapat kembali aktif diperdagangkan di BEI.

Waskita Karya tetap berkomitmen kuat untuk mempertahankan statusnya sebagai perusahaan terbuka (Tbk). Wiwi menegaskan bahwa dalam setiap langkah perbaikan kinerja, perseroan senantiasa mengedepankan prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang baik demi menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.

“Dengan semangat pemulihan yang membara, Waskita secara aktif menjalin koordinasi dengan Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini dilakukan untuk memberikan pembaruan terkini mengenai progres restrukturisasi dan langkah-langkah strategis yang telah dan akan ditempuh perusahaan,” ujar Wiwi kepada Kontan pada Rabu (15/10/2025).

Hingga saat ini, Waskita Karya telah berhasil merampungkan restrukturisasi utang perbankan serta tiga seri obligasi dengan total nilai sekitar Rp 30 triliun. Kini, perseroan tengah memfinalisasi satu seri obligasi senilai Rp 1,3 triliun yang menjadi target penyelesaian berikutnya.

Selain itu, perseroan juga telah memperoleh persetujuan perubahan financial covenant atas obligasi, sukuk penjaminan pemerintah, dan fasilitas kredit modal kerja yang mencapai sekitar Rp 10 triliun. Persetujuan ini menjadi indikator positif bagi perbaikan struktur keuangan perusahaan.

“Langkah-langkah strategis ini jelas mencerminkan komitmen kuat perusahaan dalam memperbaiki struktur keuangan secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk menurunkan tekanan beban bunga yang signifikan dan memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan terhadap prospek pemulihan Waskita di masa mendatang,” ungkap Wiwi.

Namun demikian, laporan keuangan per September 2025 menunjukkan bahwa WSKT masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 3,17 triliun. Angka ini mengalami pembengkakan 5,74% dibandingkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 3 triliun pada periode yang sama di September 2024.

Penurunan kinerja juga terlihat dari pendapatan usaha WSKT yang tercatat Rp 5,28 triliun per kuartal III 2025, anjlok 22,08% dari Rp 6,78 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun beban pokok pendapatan berhasil ditekan menjadi Rp 4,3 triliun di akhir September 2025 dari Rp 5,78 triliun di akhir September 2024, laba bruto masih tertekan.

Laba bruto perseroan tercatat turun 1,52% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 979,97 miliar per kuartal III 2025, dari sebelumnya Rp 995,16 miliar pada kuartal III 2024.

Menurut Wiwi, kinerja WSKT yang masih mencatatkan rugi bersih sampai dengan September 2025 ini terutama diakibatkan oleh penurunan pendapatan usaha sebesar 22,1% yoy, dari Rp 6,8 triliun menjadi Rp 5,3 triliun. Kendati demikian, terdapat secercah harapan dari pertumbuhan gross profit margin (GPM) yang meningkat dari 14,7% pada periode tahun sebelumnya menjadi 18,5% pada tahun ini, menunjukkan efisiensi biaya produksi dan perbaikan manajemen proyek.

Di sisi lain, beban keuangan yang mencapai Rp 2,8 triliun turut menjadi penekan signifikan terhadap kinerja Waskita sepanjang tahun 2025 ini. “Meskipun demikian, upaya restrukturisasi utang yang tengah kami jalankan berpotensi besar untuk memperbaiki beban bunga di periode mendatang. Hal ini merupakan bagian integral dari strategi menuju pemulihan keuangan yang lebih berkelanjutan, yang akan diperkuat dengan tata kelola manajemen risiko yang prudent,” pungkas Wiwi.

Ringkasan

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) fokus menuntaskan restrukturisasi satu seri obligasi tersisa untuk mengangkat suspensi saham dan menghindari delisting dari BEI. Perusahaan berkomitmen mempertahankan status perusahaan terbuka dan berkoordinasi dengan BEI dan OJK terkait progres restrukturisasi. Waskita telah merampungkan restrukturisasi utang perbankan dan tiga seri obligasi senilai Rp 30 triliun, serta memperoleh persetujuan perubahan financial covenant.

Meskipun demikian, Waskita Karya masih mencatatkan rugi bersih Rp 3,17 triliun per September 2025 akibat penurunan pendapatan usaha. Beban keuangan yang mencapai Rp 2,8 triliun juga turut menekan kinerja perusahaan. Upaya restrukturisasi utang diharapkan dapat memperbaiki beban bunga di periode mendatang dan menuju pemulihan keuangan yang lebih berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *