
Shoesmart.co.id JAKARTA. Pasar saham Amerika Serikat mengukir sejarah baru. Indeks-indeks utama di Wall Street meroket ke rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (24/10). Kenaikan signifikan ini dipicu oleh rilis data inflasi Amerika Serikat yang menunjukkan angka lebih rendah dari proyeksi, menyulut optimisme kuat di kalangan investor.
Ekspektasi pasar kini bergeser drastis, dengan keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempercepat pemangkasan suku bunga acuannya. Dorongan positif ini juga diperkuat oleh kinerja keuangan Intel yang mengesankan, memberikan suntikan semangat, khususnya pada sektor kecerdasan buatan (AI) dan teknologi yang sedang menjadi primadona.
Kabar gembira datang dari data inflasi AS. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat hanya mengalami kenaikan tipis pada bulan September, jauh di bawah perkiraan para ekonom. Realita ini sontak memicu perubahan signifikan dalam proyeksi pasar, mendorong para pelaku investasi untuk mempercepat jadwal ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Para trader kini secara luas memprediksi bahwa The Fed akan melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga, masing-masing sebesar 25 basis poin, dan kemungkinan besar akan dimulai pada Maret 2026, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya di bulan April. Eric Gerster, Chief Investment Officer di AlphaCore Wealth Advisory, mengungkapkan optimismenya. “Data ini sangat positif dan membuka jalan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pekan depan, serta meningkatkan ekspektasi akan setidaknya dua kali pemangkasan lagi hingga Maret,” jelasnya.
Sesuai jadwal, The Fed memang akan menggelar rapat kebijakan pada 29 Oktober mendatang, di mana pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sangat diantisipasi. Kendati demikian, sorotan juga tertuju pada kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil. Aktivitas bisnis pada bulan Oktober hanya menunjukkan pemulihan yang lemah. Ditambah lagi, Gedung Putih memberikan peringatan bahwa data inflasi bulan depan berpotensi tidak akan dirilis akibat penutupan pemerintahan AS yang telah berlangsung selama 24 hari.
Pada Jumat (24/10) pukul 09.54 waktu New York, euforia pasar benar-benar tergambar jelas. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 366,58 poin atau 0,78%, mencapai rekor baru di level 47.101,19. Tidak ketinggalan, S&P 500 menguat 53,54 poin (0,79%) ke posisi 6.791,75, sementara Nasdaq Composite memimpin kenaikan dengan lonjakan impresif 235,12 poin (1,03%) menuju 23.176,92.
Tren positif ini juga menyentuh indeks Russell 2000 yang dikenal sensitif terhadap perubahan suku bunga. Indeks tersebut turut membukukan kenaikan sebesar 0,9%, mengindikasikan sentimen pasar yang luas terhadap kebijakan moneter ke depan.
Di balik gemilangnya pasar, saham teknologi menjadi lokomotif utama. Intel (INTC.O) memimpin dengan melesat 4% setelah mengumumkan laba kuartal ketiga yang secara signifikan melampaui ekspektasi. Pencapaian ini tidak hanya membuktikan kekuatan internal Intel, tetapi juga turut memperkuat optimisme investor terhadap sektor teknologi dan potensi luar biasa dari kecerdasan buatan (AI).
Efek domino dari kinerja Intel terasa di seluruh rantai pasok semikonduktor. Saham-saham seperti AMD melonjak 5,7%, Micron Technology naik 3,4%, dan Nvidia menguat 1,9%. Indeks Philadelphia Semiconductor (SOX) pun tidak kalah gemilang, naik 1,8% dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, menegaskan dominasi sektor ini.
Tidak hanya teknologi, sektor lain juga menunjukkan performa solid. Procter & Gamble (P&G) naik 1,1% berkat laporan kuartal pertama yang melampaui perkiraan, didukung oleh permintaan kuat akan produk kecantikan dan perawatan rambut. Sektor keuangan juga ikut menguat 1,1%, menunjukkan pemulihan yang merata.
Laporan laba Intel ini menjadi penanda dimulainya ‘pekan super earnings’ yang sangat dinantikan. Lima dari tujuh raksasa teknologi yang dikenal sebagai “Magnificent Seven” – termasuk Apple dan Microsoft – siap merilis kinerja keuangan mereka di pekan depan. Meskipun demikian, pasar sebelumnya sempat dihantui oleh hasil yang kurang memuaskan dari Tesla dan Netflix, namun sentimen positif kini kembali mendominasi.
Di tengah hiruk pikuk pasar saham, ketenangan global sempat terasa menyusul konfirmasi dari Gedung Putih. Terungkap bahwa Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pekan depan, dalam rangka kunjungan Asia. Kabar pertemuan ini sontak memicu gelombang harapan akan meredanya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, yang selama ini dibayangi oleh perang tarif dan pembatasan ekspor yang ketat.
Namun, di sisi lain, kebijakan perdagangan AS juga menunjukkan dinamika yang kompleks. Presiden Trump secara mengejutkan mengumumkan penghentian seluruh pembicaraan dagang dengan Kanada. Keputusan ini diambil setelah munculnya iklan politik di Kanada yang kontroversial, di mana suara mendiang Presiden Ronald Reagan digunakan untuk mengkritik tajam kebijakan tarif AS.
Selain para raksasa teknologi, beberapa saham lain juga menunjukkan pergerakan menarik:
-
Alphabet (GOOGL.O), induk perusahaan Google, melonjak 2,4%. Kenaikan ini terjadi setelah perusahaan AI terkemuka, Anthropic, mengumumkan keputusan besarnya untuk menggunakan chip AI milik Google senilai puluhan miliar dolar untuk melatih chatbot mereka, Claude.
-
Di sisi lain, produsen sepatu Hoka, Deckers Outdoor (DECK.N), mengalami penurunan tajam 14,4%. Penurunan ini disebabkan oleh proyeksi penjualan tahunan perusahaan yang jauh di bawah ekspektasi Wall Street.
-
Ford (F.N) menunjukkan performa luar biasa dengan lonjakan 9,3% setelah melaporkan laba kuartal ketiga yang melampaui perkiraan analis.
-
Maskapai penerbangan Alaska Air (ALK.N) harus rela turun 4%. Ini terjadi menyusul pemangkasan proyeksi tahunan dan serangkaian gangguan teknis yang sempat menyebabkan penghentian penerbangan.
Secara keseluruhan, kinerja pasar menunjukkan dominasi saham unggulan yang menguat. Rasio saham naik berbanding saham turun mencapai 4,14 banding 1 di NYSE, dan 3,24 banding 1 di Nasdaq. Di penghujung pekan, S&P 500 berhasil mencatatkan 25 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu, sementara Nasdaq Composite menambah 76 rekor baru yang mengesankan, berbanding hanya 15 saham yang mengalami penurunan.
Ringkasan
Wall Street mencetak rekor tertinggi baru-baru ini, didorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu ekspektasi bahwa The Fed akan mempercepat pemangkasan suku bunga. Sektor teknologi, terutama saham Intel, menjadi penggerak utama kenaikan ini, seiring dengan optimisme terhadap kecerdasan buatan.
Pasar kini memprediksi The Fed akan melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga dimulai Maret 2026. Sementara itu, pertemuan antara Presiden AS dan Presiden China diharapkan dapat meredakan ketegangan dagang. Beberapa saham seperti Alphabet dan Ford mengalami kenaikan signifikan, sementara yang lain seperti Deckers Outdoor dan Alaska Air mengalami penurunan.