
Shoesmart.co.id JAKARTA – PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) melaporkan penurunan kinerja keuangan sepanjang Januari–September 2025. Baik penjualan bersih maupun laba bersih emiten produsen rokok ini terpantau melemah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan bersih HM Sampoerna dalam sembilan bulan pertama 2025 tercatat Rp83,74 triliun, turun 5,34% dari Rp88,47 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Dari sisi laba, perseroan membukukan laba bersih Rp4,51 triliun, terkoreksi 13,65% dibandingkan Rp5,22 triliun setahun sebelumnya.
Di lantai bursa, saham HMSP pada penutupan perdagangan Rabu (5/11/2025) melemah 3,85% ke posisi Rp875 per saham. Kendati demikian, harga saham ini masih mencatat kenaikan 37,80% secara year to date (YtD).
: Menakar Kinerja Laba Punggawa Baru MSCI Small Caps Index November 2025, ENRG Hingga DSNG Cs.
Mengutip Bloomberg Terminal, sebanyak 11 dari 14 analis (78,6%) memberikan rekomendasi buy untuk HMSP, dengan target harga rata-rata Rp1.001,25 atau potensi imbal hasil sekitar 10% dari harga Rp910. Sementara itu, dua analis menyarankan hold dan satu analis merekomendasikan sell.
H.M. Sampoerna Tbk. – TradingView
Salah satu yang memberikan rating buy pada HMSP adalah analis Ciptadana Sekuritas, Putu Chantika Putri dalam risetnya yang terbit 1 November 2025. Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi buy HMSP dengan target harga Rp950.
: : IHSG Hari Ini (6/11) Dibuka Menguat Ditopang Anggota Baru Indeks MSCI
Rating tersebut didasarkan pada ekspektasi adanya perbaikan kinerja HM Sampoerna ke depan, seiring dengan kebijakan tarif cukai rokok yang dipastikan kembali tak akan naik tahun depan.
Putu menjabarkan, volume penjualan HM Sampoerna selama 9 bulan pertama 2025 memang turun 3,6% YoY, namun masih lebih baik dibandingkan kontraksi industri sebesar 7,1% YoY. Data pasar ini menurutnya menunjukkan adanya tren pergeseran konsumen ke produk yang lebih murah (downtrading).
: : MSCI Tambah BREN dan BRMS ke Dalam Indeks Global Standard, Coret ICBP dan KLBF
Bagi HM Sampoerna sendiri, penjualan segmen sigaret kretek mesin (SKM) masih mendominasi dengan porsi 54,25% dari total penjualan bersih sepanjang Januari–September 2025. Sejalan dengan fenomena downtrading di pasar, penjualan SKM susut 10,06% YoY menjadi Rp45,43 triliun.
Untuk kelas yang lebih rendah, penjualan segmen sigaret putih tangan (SPT) tumbuh 11,25% YoY menjadi Rp720,93 miliar. Kendati tumbuh, porsinya atas penjualan total perseroan hanya 0,86%. Sedangkan, segmen sigaret kretek tangan (SKT) yang porsinya mencapai 34,44% dari total penjualan, hanya turun 2,12% YoY menjadi Rp28,84 triliun.
Ciptadana Sekuritas memproyeksi ke depan akan ada perbaikan volume penjualan HM Sampoerna yang ditandai dengan koreksi yang kian mengecil.
“Kami memperkirakan penurunan yang lebih kecil sebesar -1,1% YoY pada 2026, didukung oleh tahun kedua tanpa kenaikan cukai, daya beli yang membaik, penegakan hukum yang lebih ketat terhadap perdagangan ilegal, serta eksposur HMSP yang besar pada segmen sigaret kretek tangan (SKT),” ungkapnya, dikutip Rabu (5/11/2025).
Selain itu, ekspektasi perbaikan kinerja HMSP juga ditopang oleh produk segmen produk bebas asap dengan merek IQOS. Penjualan dari segmen ini dalam 9 bulan pertama 2025 melejit 49,42% YoY menjadi Rp1,79 triliun, walau baru berkontribusi sebesar 2,13% dari total penjualan bersih.
Putu mencatat, secara volume penjualan produk bebas asap HM Sampoerna melejit 78% YoY pada 2024, dan 63,5% YoY sepanjang semester I/2025. Sementara itu, pangsa pasar produk bebas asap di pasar selama semester I/2025 juga naik menjadi 7,5% dibanding 5,3% sepanjang 2024.
“Produk IQOS tetap menjadi pendorong pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan, seiring pergeseran bertahap di kalangan perokok berpenghasilan tinggi menuju produk bebas asap,” tandasnya.
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.