Shoesmart.co.id , JAKARTA — Pasar modal Indonesia tengah diramaikan oleh penguatan signifikan pada saham-saham emiten berbasis nikel selama dua hari terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh beragam sentimen positif, mulai dari rumor penawaran umum perdana (IPO) anak usaha hingga rencana strategis Danantara Indonesia dalam hilirisasi nikel nasional.
Pergerakan harga nikel di London Metal Exchange (LME) sendiri menunjukkan tren penguatan tipis pada perdagangan Kamis (28/8/2025). Kontrak nikel 3 bulan tercatat naik 0,19% atau 29 poin ke level US$15.165 per ton, dari posisi penutupan sebelumnya di US$15.131. Senada, kontrak Oktober 2025 juga mengalami penguatan sebesar 0,03% menuju US$15.065 per ton, sementara kontrak November 2025 melonjak lebih tinggi 0,41% mencapai US$15.180 per ton.
Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), gairah positif ini langsung terasa pada saham-saham sektor nikel yang kompak terapresiasi. Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) menguat tajam 7,35% menjadi Rp1.095, sementara PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) tak ketinggalan dengan kenaikan 5,02% ke level Rp2.510.
: Mengenal GEM Limited, Perusahaan China yang Digandeng Danantara Hilirisasi Nikel Rp23,24 Triliun
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa salah satu pemicu utama kenaikan saham MDKA adalah rumor rencana initial public offering (IPO) anak usaha perseroan yang mengelola proyek emas Pani di Gorontalo. “Anak usaha MDKA yang mengelola proyek emas PANI dikabarkan segera IPO pada September 2025,” ujar Nafan. Proyek emas Pani ini, berlokasi di Gorontalo, memiliki estimasi cadangan fantastis mencapai 7 juta ounces dengan target produksi 140.000 ounces per tahun.
: : Geliat United Tractors (UNTR) Pacu Diversifikasi ke Bisnis Emas hingga Nikel
Laporan dari MDKA mengonfirmasi kemajuan signifikan proyek Pani, di mana penyelesaiannya telah mencapai 67% hingga akhir Juni 2025. Seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan material disebut telah rampung. Infrastruktur pendukung, seperti fasilitas pelabuhan untuk logistik dan tangki penyimpanan bahan bakar, juga sudah beroperasi penuh guna menjamin kesiapan suplai energi saat operasional.
MDKA menargetkan proses komisioning proyek ini masih sesuai jadwal dan akan berlangsung pada akhir 2025. Setelah itu, perseroan akan memulai fase ramp-up produksi dengan target hasil emas perdana pada kuartal pertama 2026. Melansir laman resmi MDKA, tahap awal pengolahan akan menggunakan metode heap leach sebelum beralih ke carbon-in-leach (CIL). Pada puncak produksi, proyek Pani diperkirakan mampu menghasilkan hingga 500.000 ounces emas per tahun.
: : Danantara dan GEM China Siap Investasi Bangun Hub Industri Nikel di RI
KATALIS DANANTARA DORONG HILIRISASI NIKEL
Di sisi lain, Nafan juga menyoroti kenaikan saham berbasis nikel yang dipicu oleh manuver strategis Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia. Lembaga ini aktif memacu pengembangan proyek nikel di Tanah Air, salah satunya melalui kerja sama antara Danantara Investment Management dengan GEM Limited, sebuah perusahaan publik terkemuka asal China.
Kesepakatan ini menjadi kerangka kerja awal bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL). Fasilitas ini dirancang dengan kapasitas besar, yaitu 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun. Nilai investasi proyek HPAL ini diperkirakan mencapai US$1,42 miliar, setara dengan sekitar Rp23,24 triliun.
“Langkah tersebut memberikan katalis positif bagi Indonesia dalam rangka mendukung pembangunan ekosistem berbasis kendaraan listrik dan memperkuat metalurgi di bidang green economy,” terang Nafan. Menurutnya, dengan adanya investasi dan transfer teknologi, Indonesia berpotensi besar menghasilkan produk bernilai tambah yang lebih tinggi. Secara praktis, sentimen positif ini tercermin dari kenaikan harga saham emiten nikel seperti NCKL, HRUM, dan sebelumnya INCO.
Penting untuk dicatat bahwa pembangunan fasilitas HPAL berkapasitas 66.000 ton nikel ini akan melibatkan emiten BUMN, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), serta mitra global lainnya. Kabar ini lantas menyulut harga saham INCO hingga melonjak 6,08% pada perdagangan Rabu (27/8). Namun, saham anggota holding MIND ID tersebut kemudian sedikit merosot 1,04% menuju level Rp3.800 seiring dengan aksi ambil untung investor.
Sharon Natasha, Research Retail Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa selain katalis dari Danantara, sentimen positif untuk INCO juga datang dari persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perseroan. Persetujuan RKAB ini memungkinkan INCO untuk menjual 2,2 juta ton bijih saprolite dari tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah, mulai Juli 2025. Aksi penjualan bijih saprolite ini diproyeksikan akan secara signifikan mendorong kinerja keuangan perseroan pada semester II/2025. “Artinya ini ada potensi untuk kinerja INCO terdongkrak pada semester II/2025, karena dari sisi penjualan bijih saprolite,” pungkas Sharon.