Shoesmart.co.id, JAKARTA. Kurs rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), sebuah tren yang diperkirakan akan terus berlanjut pada perdagangan Kamis (28/8/2025). Kondisi ini menciptakan sentimen hati-hati di pasar keuangan domestik, seiring berbagai faktor eksternal dan internal yang terus membayangi.
Pada penutupan perdagangan Rabu (27/8/2025), rupiah spot terpantau melemah 0,42% ke level Rp 16.368 per dolar AS, berdasarkan data Bloomberg. Sementara itu, acuan Jisdor Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp 16.355 per dolar AS, mencerminkan depresiasi sebesar 0,48% dari penutupan sesi sebelumnya. Pelemahan ini menempatkan rupiah sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terlemah di Asia.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti penguatan indeks dolar AS sebagai pendorong utama pelemahan rupiah. Penguatan tersebut dipicu oleh pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan pencopotan pejabat The Fed Lisa Cook. Meskipun The Fed menegaskan bahwa Trump tidak memiliki wewenang atas keputusan tersebut, pernyataan ini sontak memicu kekhawatiran serius di kalangan investor.
Intervensi politik yang berpotensi mengikis independensi bank sentral AS, The Fed, menjadi perhatian utama pasar global. “Gagasan ini menjadi perhatian utama pasar, terutama seiring kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif Trump,” jelas Ibrahim. Kondisi ini juga memperkuat ketidakpastian mengenai langkah penurunan suku bunga acuan yang mungkin akan diambil oleh Ketua The Fed Jerome Powell pada September, yang hingga kini masih belum menunjukkan komitmen pasti.
Menatap perdagangan Kamis (28/8/2025), Ibrahim juga menyoroti sejumlah faktor eksternal lainnya. Rencana AS untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 25% pada ekspor India, sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut, diperkirakan akan menambah keragu-raguan di pasar keuangan. “Ini membuat para pedagang ragu-ragu mengenai arah pasar,” imbuhnya.
Dari sisi domestik, pasar juga mengantisipasi adanya demonstrasi buruh di Gedung DPR RI pada Kamis (28/8/2025). Meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar faktor eksternal, aksi ini dapat menambah sentimen negatif di tengah gejolak global.
Dengan mempertimbangkan berbagai dinamika ini, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung ditutup melemah pada perdagangan Kamis (28/8/2025). “Rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.360 – Rp 16.420 per dolar AS,” pungkas Ibrahim, memberikan gambaran akan tantangan yang akan dihadapi nilai tukar rupiah dalam waktu dekat.