Rekomendasi Valuta Asia 18 Agustus: Peluang Trading Menguntungkan?

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (15/8/2025), beberapa valuta Asia menunjukkan pelemahan yang terpantau jelas di hadapan dominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan Bloomberg, pasangan mata uang USD/MYR tercatat di level 4,2120, mengalami pelemahan tipis sebesar 0,005%. Tak jauh berbeda, pasangan USD/CNY juga ditutup turun 0,04% menjadi 7,1844. Sementara itu, Peso Filipina turut terdepresiasi, dengan kurs USD/PHP mencapai 57,077, menandai pelemahan sekitar 0,27%.

Namun, di tengah tren pelemahan tersebut, beberapa mata uang Asia justru menunjukkan penguatan yang menarik. Pasangan USD/KRW tercatat menguat 0,09% ke posisi 1.388,88, sementara USD/SGD terapresiasi 0,13% menjadi 1,2830. Penguatan paling signifikan terlihat pada Yen Jepang, di mana pasangan USD/JPY melesat 0,39% ke level 147,19.

Dolar AS Melemah, Mata Uang Asia Apa yang Menarik?

Mengulas pergerakan pasar, Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyoroti adanya sentimen positif yang mendorong penguatan sebagian mata uang Asia pada Jumat (15/8/2025). Sentimen tersebut berasal dari diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai permasalahan di Ukraina.

Kabar ini menjadi angin segar bagi pergerakan valuta Asia. Pasalnya, sebelumnya Donald Trump telah melontarkan ultimatum untuk memberlakukan tarif sekunder (secondary tariffs) hingga 100% kepada negara-negara yang terus membeli minyak dari Rusia, dengan India dan Tiongkok sebagai target utama. Diskusi yang terjadi mengurangi kekhawatiran akan dampak tarif tersebut.

Mata Uang Negara Berkembang Bergerak Terbatas Jelang Pertemuan Trump–Putin

Di sisi lain, spekulasi seputar potensi penurunan suku bunga oleh The Fed juga turut menguat di pasar global.

Ibrahim Assuaibi menambahkan, “Banyak ekonom dan analis di dunia mengindikasikan di September akan dilakukan penurunan suku bunga.” Pernyataan ini disampaikan kepada Kontan pada Minggu (17/8/2025), menggarisbawahi ekspektasi pasar.

Kendati demikian, Ibrahim juga mencatat bahwa beberapa mata uang Asia, termasuk rupiah, sempat mengalami pelemahan. Hal ini dipicu oleh rilis data inflasi harga produsen (PPI) AS yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan, memicu kekhawatiran baru di pasar.

Menatap pekan depan, Ibrahim Assuaibi memberikan proyeksinya untuk Senin (18/8/2025). Ia menaksir kurs USD/JPY akan bergerak di kisaran 149.400, sementara USD/SGD diperkirakan di level 1.26556, dan USD/CNY sekitar 7.10815.

Ringkasan

Pada penutupan perdagangan Jumat (15/8/2025), beberapa mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, seperti MYR, CNY, dan PHP. Namun, terdapat pula mata uang yang menguat, yaitu KRW, SGD, dan JPY. Penguatan ini didorong oleh sentimen positif terkait diskusi antara Presiden AS dan Rusia mengenai isu Ukraina, yang mengurangi kekhawatiran akan tarif sekunder.

Spekulasi penurunan suku bunga oleh The Fed turut mempengaruhi pasar global. Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pergerakan beberapa kurs untuk Senin (18/8/2025), termasuk USD/JPY, USD/SGD, dan USD/CNY. Meskipun demikian, beberapa mata uang Asia sempat melemah akibat data inflasi harga produsen (PPI) AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *