Rekomendasi Saham Ciputra (CTRA) Saat Hasil Marketing Sales Turun 19%

Shoesmart.co.id  JAKARTA. Hasil pra penjualan alias marketing sales PT Ciputra Development Tbk (CTRA) selama sembilan bulan di tahun 2025 merosot 12% secara tahunan menjadi Rp 7,6 triliun. Maybank Sekuritas Indonesia menilai, realisasi marketing sales CTRA ini di bawah proyeksinya dan perusahaan. 

Realisasi presales CTRA ini turun 28% secara kuartalan karena permintaan rumah yang lesu selama kuartal III tahun ini. Sehubungan dengan hal ini, CTRA merevisi target pra-penjualan menjadi Rp 10 triliun dari Rp 11 triliun ini mencerminkan penurunan 9% secara tahunan. “Kami juga menurunkan proyeksi laba tahun 2027 sebesar 12% untuk mencerminkan pra-penjualan 2025 yang lebih rendah,” kata Analis Maybank Sekuritas Indonesia Kevin Halim dikutip dalam riset 15 Oktober. 

Namun demikian, Maybank Sekuritas mengaku tetap optimis terhadap prospek saham CTRA. Ini karena pra-penjualan pada tahun 2026 diperkirakan akan pulih didukung oleh pipeline peluncuran proyek baru dan harapan pasar yang membaik yang didukung oleh upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan. “Kami tetap menyukai CTRA karena pelaksanaan yang solid dan skema joint operation (JO) yang efisien,” papar dia dalam riset. 

Ciputra (CTRA) Tak Tambah Proyek Apartemen Meski PPN DTP 100% Diperpanjang

Untuk itu, Kevin masih memberi rekomendasi buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.300 per saham. Per Jumat (17/10) harga saham CTRA ditutup turun 1,12% menjadi Rp 885 per saham. Menurut dia, target harga saham tersebut mencerminkan diskon 70% terhadap RNAV.

Rekomendasi tersebut diambil lantaran Kevin menilai, pipeline peluncuran yang kuat. Di tengah kondisi pasar yang lemah pada kuartal III tahun 2025, CTRA menunda beberapa peluncuran seperti ruko di CitraGarden City Jakarta dan rumah di CitraRaya Tangerang untuk menyesuaikan dengan waktu pasar yang lebih tepat, yang berpotensi meningkatkan pra-penjualan kuartal IV tahun 2025. 

“Meski permintaan perumahan mungkin tetap lemah dalam jangka pendek, kami memperkirakan pra-penjualan tahun 2026 akan membaik,” ujar Kevin. Menurut dia hal ini didukung oleh upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan rencana CTRA meluncurkan minimal 3 dari 5 proyek JO di wilayah Jakarta dan Surabaya dengan nilai total mencapai Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. 

Meski begitu, outlook belanja modal alias capital expenditure (capex) CTRA harus digunakan lebih hati-hati untuk memperbesar kas bersih. CTRA sedang mempertimbangkan kembali rencana pembukaan mal di Makassar akibat kondisi pasar yang lemah. Perusahaan ini juga sedang membangun rumah sakit keempat dan berencana menambah tiga rumah sakit lagi dalam lima tahun ke depan sambil mencari lokasi standalone. 

“Kami memperkirakan belanja modal (capex) tahunan sekitar Rp 1 triliun, dengan EBITDA sekitar Rp 4 triliun, mendukung generasi FCFF yang kuat sebesar IDR 2,5-2,8 triliun, yang akan memperbesar posisi kas bersih perusahaan,” papar Kevin.

Simak Rekomendasi Teknikal Saham AMRT, CTRA, AADI untuk Perdagangan Rabu (8/10)

Kevin juga sepakat menyebut jika permintaan township di tahun ini sangat terbatas. Ini nampak dari hasil peluncuran klaster baru di CitraLand Surabaya, CitraLand Cibubur, dan CitraGarden City Jakarta berkinerja kurang baik. Pada kuartal III tahun ini, kontribusi pra-penjualan dari klaster baru tersebut baru sebesar Rp 135 miliar dengan tingkat penyerapan 19% dari 318 unit. Angka ini jauh di bawah rata-rata kuartalan terakhir yang lebih dari Rp 500 miliar. Ini juga mencerminkan sentimen konsumen yang lebih berhati-hati. 

Secara keseluruhan, peluncuran baru selama sembilan bulan pertama tahun 2025 menghasilkan pra-penjualan sebesar Rp 2,8 triliun dengan tingkat penyerapan 48% dari 3.216 unit. Angka ini jauh lebih rendah dari realisasi yang terjadi dalam sembilan di tahun 2024 sebesar Rp 2,9 triliun dengan tingkat penyerapan 76% dari 1.769 unit. 

“Kami melihat lemahnya pra-penjualan di tahun 2025 ini disebabkan oleh terbatasnya permintaan baru di township yang sudah ada, karena CTRA belum meluncurkan township baru akibat kendala waktu dalam proyek JO yang akan datang,” jelas Kevin. 

Di tahun 2025, Maybank Sekuritas memperkirakan, CTRA bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 11,65 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,43 triliun. Realisasi tersebut jauh lebih baik dari pendapatan CTRA di 2024 sebesar Rp 11,19 triliun dan laba bersih Rp 2,13 triliun. 

Sementara pada tahun 2026, pendapatan dan laba bersih masing-masing akan mengantongi sebesar Rp 12,21 triliun dengan laba bersih Rp 2,56 triliun. Namun di tahun 2027, pendapatan dan laba bersih CTRA akan berkurang menjadi Rp 12,07 triliun dan Rp 2,37 triliun. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *