Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan adanya sinergi kuat antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam upaya bersama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kolaborasi strategis ini diharapkan mampu menciptakan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian.
Meskipun mengakui adanya potensi pengaruh dari tensi geopolitik global terhadap ekonomi domestik, Purbaya Yudhi Sadewa optimis bahwa kondisi tersebut tidak lagi menjadi faktor penghambat utama. Ia menyoroti pondasi ekonomi Indonesia yang kuat, menjadikannya resilient dalam menghadapi berbagai gejolak global yang terjadi.
Purbaya lebih lanjut menjelaskan, “Gerakan kami dengan bank sentral amat sinkron sekarang, sama-sama mendukung pertumbuhan ekonomi yang saya pikir dampaknya akan terlihat Oktober, November, Desember.” Pernyataan ini disampaikan dalam Konferensi Pers APBN KiTa pada Senin (22/9), menggarisbawahi komitmen pemerintah dan BI.
Untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, Purbaya menegaskan fokus pada penguatan sektor permintaan dan potensi daerah. Sebagai langkah konkret, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 200 triliun kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Ia menambahkan, injeksi dana ke perbankan tersebut, bersama dengan kebijakan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia, diharapkan dapat secara simultan mendorong peningkatan permintaan (demand) dan penawaran (supply) dalam perekonomian.
Lebih lanjut, pemerintah berencana untuk memperkuat peran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagai instrumen pendukung program prioritas nasional dan katalisator pertumbuhan. Selain itu, upaya percepatan belanja negara juga akan dilakukan, diiringi dengan perbaikan prioritas belanja dan optimalisasi penggunaan kas negara guna memaksimalkan produktivitas sektor swasta.
Purbaya menegaskan komitmen untuk terus menjaga dan memperbaiki pendapatan negara, sejalan dengan dinamika dan perkembangan kondisi ekonomi terkini.
Reporter: Nur Pangesti