Profil Marina Budiman, Perempuan Pendiri DCII di Daftar Baru 10 Orang Terkaya RI

Nama Marina Budiman mendadak menjadi pusat perhatian setelah berhasil menempatkan diri dalam jajaran 10 individu terkaya di Indonesia versi Forbes Billionaires. Perempuan visioner yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tersebut, secara mengejutkan, sukses menggeser sejumlah taipan senior Tanah Air dari daftar bergengsi ini.

Berdasarkan data Forbes Billionaires yang dirilis pada Sabtu (4/10), kekayaan Marina Budiman mencapai US$ 9 miliar, atau setara dengan Rp 149,50 triliun. Angka fantastis ini menempatkannya di posisi ke-7 sebagai orang terkaya di Indonesia, sekaligus menduduki peringkat ke-367 di kancah global.

Pencapaian Marina Budiman ini terasa semakin istimewa lantaran kekayaannya kini melampaui nama-nama besar lain. Di Indonesia, ia berada di atas Sri Prakash Lohia, yang tercatat memiliki harta US$ 8,8 miliar atau sekitar Rp 146,18 triliun. Lohia sendiri dikenal sebagai pendiri perusahaan raksasa di sektor petrokimia dan tekstil, yakni Indorama Corporation atau PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR).

Lebih lanjut, menurut Forbes, kekayaan Marina Budiman juga melampaui Mochtar Riady & Family, konglomerat di balik gurita bisnis Grup Lippo yang kekayaannya tercatat mencapai US$ 6,7 miliar, atau setara dengan Rp 111,30 triliun. Fenomena ini memicu pertanyaan, siapa sebenarnya Marina Budiman dan bagaimana rekam jejaknya hingga bisa mencapai puncak kesuksesan finansial ini?

Profil Marina Budiman yang Masuk Daftar 10 Orang Terkaya RI

Marina Budiman dikenal sebagai salah satu figur kunci di balik berdirinya DCI Indonesia, sebuah perusahaan pusat data terkemuka yang ia bangun pada tahun 2011 bersama Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia. Dedikasinya menjadikannya salah satu perempuan pionir yang berperan besar dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur data di Tanah Air.

Karier profesionalnya bermula pada tahun 1985 di Bank Bali, di mana ia bekerja bersama Otto Toto Sugiri. Setelah itu, pada tahun 1989, ia bergabung dengan Sigma Cipta Caraka, sebuah perusahaan teknologi informasi. Puncaknya, pada tahun 1994, ia ikut mendirikan Indonet, yang menjadi penyedia layanan internet komersial pertama di Indonesia.

Peran kepemimpinan Marina Budiman semakin terasah saat ia menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) Sigma Cipta Caraka dari tahun 2000 hingga 2008. Seiring berdirinya DCI Indonesia, ia dipercaya sebagai Presiden Direktur pada tahun 2012–2016, sebelum kemudian mengambil peran strategis sebagai Presiden Komisaris sejak tahun 2016 hingga saat ini.

Kontribusi Marina Budiman sangat vital dalam membesarkan DCII. Perusahaan ini telah dikenal luas sebagai penyedia layanan pusat data (data center) berskala besar pertama di Indonesia yang memenuhi standar internasional. Kehadiran DCII sangat krusial dalam menopang ekosistem ekonomi digital, terutama dengan terus melonjaknya kebutuhan penyimpanan data di era cloud computing dan transaksi digital yang masif.

Di bawah kepemimpinannya, DCII berkembang pesat dengan portofolio klien yang mencakup perusahaan teknologi global, institusi perbankan, hingga sektor telekomunikasi. Keberhasilan ini tidak hanya mendongkrak nilai perusahaan di pasar modal, tetapi juga menegaskan posisi Marina Budiman sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh dan visioner di industri teknologi Indonesia. Latar belakang akademisnya yang solid sebagai lulusan University of Toronto, Kanada, turut menjadi pondasi kuat bagi kiprahnya. Meskipun sebelumnya Marina Budiman dan rekan-rekannya sempat melepas saham Indonet pada tahun 2023, rekam jejaknya yang cemerlang di industri digital dan pusat data tetap menjadikannya figur penting dalam ekosistem teknologi nasional.

Daftar 10 Orang Terkaya RI Awal Oktober versi Forbes Billionaires:

  1. Prajogo Pangestu, kekayaan mencapai US$ 40,9 miliar setara dengan Rp 679,43 triliun
  2. Low Tuck Kwong, kekayaan mencapai US$ 24,9 miliar setara dengan Rp 413,63 triliun
  3. R. Budi Hartono, kekayaan mencapai US$ 19,2 miliar setara dengan Rp 318,95 triliun
  4. Michael Hartono, kekayaan mencapai US$ 18,5 miliar setara dengan Rp 302,33 triliun
  5. Otto Toto Sugiri, kekayaan mencapai US$ 12,4 miliar setara dengan Rp 205,98 triliun
  6. Tahir & Family, kekayaan mencapai US$ 10,8 miliar setara dengan Rp 179,40 triliun
  7. Marina Budiman, kekayaan mencapai US$ 9 miliar setara dengan Rp 149,50 triliun
  8. Sri Prakash Lohia, kekayaan mencapai US$ 8,8 miliar setara dengan Rp 146,18 triliun
  9. Mochtar Riady & Family, kekayaan mencapai US$ 6,7 miliar setara dengan Rp 111,30 triliun
  10. Haryanto Tjiptodihardjo, kekayaan mencapai US$ 6 miliar setara dengan Rp 99,67 triliun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *