Pilah-pilih Saham Semen hingga Beton Jelang Program Kerja Prabowo Renovasi Rumah

JAKARTA – Sejumlah emiten di sektor terkait program kerja renovasi rumah pemerintah, mulai dari saham semen, beton, hingga furnitur, diproyeksikan akan meraih keuntungan signifikan dari inisiatif tersebut. Antisipasi ini muncul setelah Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kemenpera) mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp10,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran (TA) 2026, di mana Rp8,6 triliun di antaranya khusus dialokasikan untuk program perumahan seperti pelaksanaan renovasi rumah atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Pengamat Pasar Modal Reydi Octa menyoroti potensi kenaikan volume penjualan bagi emiten semen seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) jika program ini berhasil diimplementasikan. Meskipun demikian, sektor ini masih menghadapi tantangan berupa kondisi over kapasitas, di mana volume permintaan belum tentu dapat mengimbangi jumlah produksi yang masif.

Meski ada tantangan tersebut, Reydi tetap merekomendasikan para investor untuk cermat mencermati saham-saham SMGR dan INTP jika program kerja pemerintah ini benar-benar terealisasi pada 2026 mendatang. Selain itu, dia juga merekomendasikan sejumlah saham lain yang bergerak di sektor beton hingga furnitur, seperti WTON, WSBP, ACES, atau CSAP, sebagai prospek menarik di tengah rencana besar pemerintah ini.

Berdasarkan konsensus Bloomberg, saham INTP direkomendasikan beli oleh 19 analis, tahan oleh 7 analis, dan jual oleh hanya 1 analis. Adapun target harga saham ini selama 12 bulan ke depan diproyeksikan berada di level Rp7.008,90 per lembar. Sementara itu, saham SMGR direkomendasikan beli oleh 9 analis, tahan oleh 9 analis, dan jual oleh 5 analis, dengan target harga tahunan di level Rp2.881,18 per lembar.

Lebih lanjut, Analis Sucor Sekuritas Cheryl Jennifer secara spesifik memberikan rekomendasi beli terhadap SMGR. Salah satu alasannya adalah pemulihan kinerja SMGR pada Juli 2025 yang melampaui kinerja industri semen sepanjang paruh pertama 2025. Program pemerintah yang berkaitan dengan perumahan dinilai akan menjadi pendorong signifikan bagi kinerja SMGR ke depannya. Selain itu, potensi dilanjutkannya proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga akan memberikan penguatan tambahan bagi saham ini. Cheryl menambahkan bahwa SMGR berada pada posisi strategis untuk menangkap permintaan, ditunjang oleh basis biaya tetap yang lebih luas, sehingga membuka leverage operasi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Situasi ini menjadi kontras dengan kondisi industri semen sepanjang paruh pertama 2025 yang dibayangi oleh pelemahan daya beli masyarakat dan minimnya proyek infrastruktur. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan semen domestik mengalami penurunan 2,5% (year-on-year/yoy) menjadi 27,7 juta ton pada Januari-Juni 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,48 juta ton. Data ASI juga menunjukkan bahwa produksi semen pada semester I/2025 mencapai 28,76 juta ton, turun 5,8% yoy dari 30,53 juta ton pada periode sebelumnya. Penurunan penjualan ini terjadi hampir di seluruh wilayah, kecuali di Sumatra yang tumbuh 4,9% dan Maluku-Papua yang mencatat pertumbuhan 5% pada periode tersebut.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *