Obligasi Murah Incar Konglomerat, IHSG Runtuh? BBCA, AMMN, PANI Tertekan!

Shoesmart.co.id JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang mengecewakan pada perdagangan hari ini, Selasa (26/8/2025), ditutup anjlok ke zona merah. Pelemahan ini terjadi di tengah mencuatnya kabar bahwa Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia berencana untuk meminta kontribusi dana dari para konglomerat Tanah Air melalui skema penerbitan Patriot Bond. Surat utang yang dirancang dengan kupon 2% ini menargetkan penghimpunan dana hingga Rp50 triliun untuk mendukung proyek pembangunan nasional.

Kabar mengenai Patriot Bond tersebut sontak memicu reaksi di pasar saham, menyeret sejumlah saham milik konglomerat raksasa. Hal ini menjadi pendorong utama pelemahan IHSG pada penutupan perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan mencatatkan penurunan sebesar 0,27% dan ditutup pada level 7.905,76. Sepanjang hari, indeks bergerak fluktuatif dalam rentang 7.881,21 hingga 7.978,07.

Aktivitas perdagangan hari ini ditutup dengan nilai transaksi yang cukup signifikan, mencapai Rp42,87 triliun. Total volume transaksi tercatat sebesar 55,87 miliar lembar saham, dengan frekuensi transaksi mencapai 2,35 juta kali. Kapitalisasi pasar modal Indonesia pada penutupan hari ini berada di angka Rp14.228 triliun.

Fokus utama penurunan IHSG adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar yang dimiliki oleh para konglomerat. Bank BCA, sumber kekayaan utama Grup Djarum dan salah satu penopang utama IHSG, mengalami koreksi sebesar 2,65%. Demikian pula raksasa pertambangan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Salim yang tergelincir 5%, serta perusahaan pengembang properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan, yang turun tajam 5,62%.

Bank Central Asia Tbk. – TradingView

Di luar nama-nama besar tersebut, sejumlah saham lain juga menunjukkan pelemahan signifikan. Saham PT MD Entertainment Tbk. (FILM) anjlok 14,93%, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dari grup Lippo turun 12,03%, dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk. (SSTM) merosot 10,97%.

: : Obligasi Patriot Bond Bunga Rendah Danantara Sulut Harga Saham TOBA, Cek Katalisnya

Tekanan terhadap IHSG tidak hanya datang dari sektor swasta. Saham-saham perusahaan milik negara juga turut melemah. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turun 1,01%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) juga kehilangan 0,95% dari harganya.

Meski sebagian besar pasar bergerak lesu, terdapat beberapa saham yang berhasil mencatatkan kinerja cemerlang sebagai top gainers. PT Dafam Property Indonesia Tbk. (DFAM) memimpin dengan kenaikan 34,38%, diikuti oleh PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) yang melesat 24,77%. Sementara itu, PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) juga menunjukkan performa impresif dengan kenaikan 24,27%, didukung oleh prospek proyek pengolahan sampah Danantara.

: : Saham Lo Kheng Hong di Atas 5% dan Broker yang Digunakan, Sumbang Kekayaan Rp1,39 Triliun

Sebagai perbandingan, pada perdagangan kemarin, Senin (25/8/2025), IHSG justru menunjukkan performa yang kontras dengan menguat 0,87% dan ditutup pada level 7.926,91.

Dari kancah global, Tim Riset Phintraco Sekuritas mengidentifikasi beberapa sentimen yang turut memengaruhi pergerakan pasar modal. Di Amerika Serikat, investor menantikan data Durable Goods Orders periode Juli 2025 yang diperkirakan turun 4% secara bulanan (month on month/MoM), melanjutkan penurunan dari 9,3% MoM pada periode Juni 2025. Selain itu, indeks harga rumah S&P/Case-Shiller periode Juni 2025 diperkirakan naik tipis menjadi 2,9% dari 2,8% di Mei 2025. Sentimen positif datang dari indeks CB Consumer Confidence Agustus 2025 yang diproyeksikan sedikit membaik ke level 98 dari 97,2 di Juli 2025.

Ringkasan

IHSG mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, dipicu oleh kabar penerbitan Patriot Bond oleh SWF yang menargetkan kontribusi dana dari para konglomerat. Rencana penerbitan obligasi dengan kupon 2% ini, yang bertujuan menghimpun dana Rp50 triliun, memicu reaksi pasar dan menyeret saham-saham milik konglomerat seperti BBCA, AMMN, dan PANI.

Penurunan IHSG sebesar 0,27% ke level 7.905,76 juga dipengaruhi oleh pelemahan saham-saham blue chip lainnya, termasuk saham BUMN seperti BMRI dan BBRI. Meskipun demikian, terdapat beberapa saham yang mencatatkan kenaikan signifikan, seperti DFAM dan JARR. Sentimen global dari AS juga turut memengaruhi pergerakan pasar modal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *