Shoesmart.co.id , JAKARTA – Saham Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) atau Bank BUMN kompak menguat pada perdagangan Jumat (12/9/2025) menyusul rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang akan menempatkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank pelat merah mulai hari ini.
Hanya saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang mengalami koreksi pada perdagangan pagi ini. Merujuk Stockbit, Jumat (12/9/2025) pukul 09.27 WIB, saham bank berlogo 46 itu merosot 1,36% atau 60 poin ke level Rp4.360 per saham. Kendati begitu sepanjang tahun berjalan saham BBNI menguat 0,23% (year to date/ytd).
Berbeda dengan BBNI, sejumlah bank pelat merah kompak menguat. Pada waktu yang sama, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 1,23% atau 50 poin ke Rp4.130 per saham sehingga kinerja sepanjang tahun berjalan menguat 0,98% ytd.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView
Kemudian, saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) naik 2,21% atau 30 poin ke level Rp1.380 per saham. Sepanjang tahun berjalan, saham bank yang fokus pada pembiayaan sektor perumahan itu melonjak 21,49% ytd.
Serupa, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga tercatat menguat 0,22% atau 10 poin ke Rp4.490 per saham. Kendati begitu sepanjang tahun berjalan, saham BMRI justru melorot 21,05% ytd.
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga tercatat menguat 1,50% atau 40 poin ke Rp2.700 per saham. Sama seperti BMRI, bank syariah terbesar di Indonesia itu mengalami koreksi 1,47% ytd.
Menkeu Purbaya sebelumnya menyampaikan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dari bank sentral ke perbankan efektif berlaku per hari ini, Jumat (12/9/2025).
Dia menuturkan, pemerintah tidak menetapkan jangka waktu tertentu dalam pemindahan uang pemerintah di BI itu ke perbankan. Dia juga menyebut nantinya ada beberapa bank yang akan menerima suntikan dana bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView
Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu membenarkan bahwa bank-bank yang akan menerima suntikan likuiditas tersebut mulai besok adalah Himbara.
“Himbara [semua],” ujarnya singkat saat mengonfirmasi pertanyaan wartawan. Pria yang belum genap sepekan menjabat Menkeu itu menyebut pihaknya tidak perlu menerbitkan regulasi tertentu dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK), untuk memindahkan uang pemerintah dari BI ke perbankan.
“Enggak [perlu]. Bisa [langsung dilakukan]. Kalau PMK-pun saya yang tanda tangan,” ucapnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, penempatan Rp200 triliun di sistem perbankan akan menambah sekitar 2% dari posisi dana pihak ketiga (DPK) saat ini sebesar Rp9.294 triliun.
“Ini berpotensi mendorong pertumbuhan DPK menuju sekitar 10% YoY dan mengangkat pertumbuhan kredit di atas 7,03% YoY,” kata Asmoro dalam keterangannya, Jumat (12/9/2025).
Selain itu, dia memperkirakan likuiditas membaik. Pasalnya, peningkatan dana di perbankan akan menurunkan suku bunga pasar uang antarbank (IndONIA) dan spread PUAB, sekaligus meningkatkan volume transaksi pasar uang.
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai lonjakan harga saham bank-bank BUMN pada perdagangan kemarin tak lepas dari sentimen positif pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
“Sehingga menarik bagi investor ritel untuk mempertimbangkan masuk ke saham bank BUMN,” kata Nafan kepada Bisnis, Kamis (11/9/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.