Ini Saham Alternatif Grup Sinarmas Usai DSSA Melaju Pasca Pengumuman Rebalancing MSCI

Kabar menggembirakan datang dari emiten Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang berhasil menorehkan prestasi signifikan dengan resmi masuk ke dalam MSCI Global Standard Index. Pencapaian ini tidak hanya mengukuhkan posisi DSSA di kancah global, tetapi juga menandai babak baru bagi likuiditas sahamnya.

Keputusan masuknya DSSA ke indeks global ini akan berlaku efektif setelah penutupan perdagangan pada 26 Agustus 2025, dan secara resmi diterapkan mulai perdagangan 27 Agustus 2025. Respons pasar terhadap pengumuman rebalancing MSCI sangat antusias; pada akhir perdagangan Jumat (8/8/2025), saham DSSA langsung melesat 20% menyentuh batas auto rejection atas, menembus level Rp 78.000 per saham.

Momentum penguatan saham DSSA tidak berhenti di situ. Reli positif berlanjut hingga akhir perdagangan Senin (11/8/2025), di mana DSSA menutup sesi dengan kenaikan 7,12% atau setara 5.600 poin, mencapai posisi Rp 84.200 per saham. Lonjakan harga ini mendorong kapitalisasi pasar DSSA melesat hingga Rp 648,8 triliun, menjadikannya perusahaan tercatat dengan market cap terbesar keempat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, masuknya DSSA sebagai konstituen MSCI Global Standard Index akan membawa dampak positif signifikan terhadap likuiditas pasar modal domestik. Hal ini didorong oleh peningkatan eksposur dan potensi rebalancing portofolio oleh investor asing yang menjadikan indeks global ini sebagai acuan utama mereka.

Kiwoom Sekuritas mencatat bahwa investor asing telah melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 633 miliar pada saham DSSA sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (8/8/2025). Audi menambahkan bahwa aliran dana investor asing ini diperkirakan akan terus berlanjut pasca pengumuman, mengingat kenaikan harga saham DSSA adalah cerminan respons positif dari para pelaku pasar terhadap berita tersebut.

Euforia masuknya DSSA ke dalam indeks prestisius ini juga turut menyulut pergerakan positif pada saham-saham lain di bawah naungan Grup Sinarmas. Misalnya, saham PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) menguat 4,35% pada perdagangan Jumat (8/8/2025) dan melanjutkan penguatan sebesar 2,27% atau 60 poin menjadi Rp 2.700 per saham pada akhir perdagangan Senin (11/8). Demikian pula, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menunjukkan penguatan berturut-turut selama dua hari, naik 2,4% pada Jumat (8/8/2025) dan kemudian menguat 5,39% menjadi Rp 880 pada Senin (11/8).

Tidak ketinggalan, emiten di sektor kertas Grup Sinarmas pun turut merasakan gelombang positif ini. Pada akhir perdagangan Senin (11/8/2025), saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) ditutup menguat 4,64% ke level Rp 7.325 per saham, sementara saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga mencatatkan kenaikan 1,56% menjadi Rp 8.125 per saham. Kedua saham ini memang sudah menunjukkan tren penguatan sejak akhir pekan sebelumnya.

Alternatif Saham di Grup Sinarmas

Meski prospek DSSA cerah, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengingatkan investor untuk tetap waspada. Ia memproyeksikan aliran dana asing akan cenderung masuk ke DSSA dan emiten sub-sektor energi serta batubara lainnya. Namun, risiko rotasi dana perlu diperhatikan, terutama menjelang tanggal efektif. Ekky menjelaskan bahwa investor berpotensi melakukan aksi jual (sell on news) karena banyak yang telah melakukan front-running atau pembelian lebih awal sebelum pengumuman resmi, yang menyebabkan volume dan harga saham DSSA melonjak signifikan.

Mengingat harga saham DSSA yang tergolong tinggi, mungkin kurang ramah bagi kantong investor ritel, Ekky Topan merekomendasikan beberapa saham Grup Sinarmas lain yang patut dicermati. Menurutnya, BSDE menjadi pilihan menarik karena sektor properti mulai menunjukkan momentum positif, dan saham BSDE saat ini dianggap menarik untuk diakumulasi dengan target harga antara Rp 1.000 hingga Rp 1.200. Selain itu, saham INKP dan TKIM juga berada dalam tren bullish, sehingga investor disarankan untuk menggunakan strategi trend following dengan potensi target jangka panjang masing-masing menuju Rp 9.000–Rp 10.000.

Senada dengan Ekky, Oktavianus Audi juga menilai saham INKP dan BSDE sebagai pilihan menarik, mengingat kinerja fundamentalnya yang solid. Audi merekomendasikan trading buy untuk kedua saham tersebut, dengan target harga Rp 9.000 untuk INKP dan Rp 925 untuk BSDE, memberikan panduan jelas bagi para investor yang ingin memanfaatkan momentum positif di Grup Sinarmas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *