IHSG Sepekan: Sentimen Global dan Domestik Dorong Kinerja Positif

Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mencatat koreksi tipis 0,03% atau terpangkas 2,63 poin menuju level 8.271,72 pada penutupan perdagangan Jumat (24/10/2025), performa pasar saham Indonesia secara keseluruhan justru menorehkan catatan positif. Sepanjang pekan, IHSG berhasil membukukan kenaikan signifikan sebesar 4,5%, menunjukkan resiliensi di tengah dinamika pasar.

Kinerja pasar saham yang bergejolak ini tidak lepas dari berbagai sentimen, baik domestik maupun global. Menurut Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, pergerakan IHSG sepanjang pekan dipengaruhi oleh rilis data-data penting, seperti suku bunga dan industri dari China, keputusan moneter Bank Indonesia, hingga laporan kinerja emiten untuk kuartal III-2025. Ia juga menyoroti tekanan dari melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta penurunan harga emas dunia.

Di sisi lain, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menambahkan bahwa pergerakan IHSG turut didorong oleh meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sebuah faktor yang selalu menjadi perhatian utama investor global. Dukungan positif juga datang dari aksi beli bersih asing yang mencapai angka substansial, yakni Rp 6,13 triliun di seluruh perdagangan pekan ini, mengindikasikan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Kabar baik lainnya datang dari sektor korporasi. Beberapa emiten besar yang telah merilis laporan kinerja kuartal III-2025 menunjukkan pertumbuhan yang tangguh. Sebagai contoh, laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tercatat naik 5,7% secara tahunan (YoY), sementara PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) berhasil meningkatkan laba bersihnya sebesar 10,8% YoY. Hal ini mencerminkan fundamental perusahaan yang kuat di tengah tantangan pasar.

Menatap pekan depan, sentimen positif bagi IHSG diperkuat oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve. Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menuturkan bahwa potensi kebijakan dovish The Fed menjadi angin segar bagi pasar. Selain itu, investor juga menaruh harapan besar pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang diharapkan mampu mencairkan ketegangan hubungan dagang antara kedua negara adidaya tersebut.

Optimisme investor tidak berhenti di situ; mereka juga menantikan earning season kuartal III-2025 yang menjanjikan serta proyeksi membaiknya perekonomian domestik pada kuartal IV-2025. Ini semua berpotensi menjadi katalis tambahan untuk mendorong pergerakan saham ke depan.

Adapun perhatian pasar pada pekan depan akan terpusat pada beberapa agenda penting. Salah satunya adalah pertemuan The Fed, yang berdasarkan konsensus, berpotensi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Di kancah internasional, investor akan mencermati pertemuan bersejarah antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan pada Kamis (30/10/2025), serta hasil pertemuan antara Menteri Keuangan AS dengan Wakil Perdana Menteri China yang dijadwalkan pada Sabtu (25/10/2025) dan Minggu (26/10/2025) di Malaysia.

Namun demikian, beberapa faktor perlu terus dicermati. Audi dan Herditya sama-sama mengingatkan bahwa depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan potensi tekanan pada harga komoditas emas masih menjadi risiko yang kemungkinan akan memengaruhi laju IHSG pada pekan mendatang.

Dengan berbagai sentimen tersebut, para analis telah merilis proyeksi pergerakan IHSG. Oktavianus Audi memperkirakan IHSG akan bergerak di level support 8.271 dan resistance 8.302. Sementara itu, Herditya Wicaksana menilai indeks akan bergerak di rentang yang sedikit lebih lebar, yakni 8.220–8.320. Dari perspektif teknikal, Alrich Paskalis Tambolang mengamati bahwa IHSG membentuk candlestick shooting star, yang mengindikasikan adanya potensi koreksi. Selain itu, indikator Stochastic RSI berpotensi membentuk Death Cross di area pivot, sehingga IHSG berpeluang menguji level support 8.200 dan resistance 8.300 pada pekan depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *