
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa gemilang sepanjang pekan perdagangan 20 hingga 24 Oktober 2025. Indeks acuan pasar modal Indonesia ini sukses menguat signifikan sebesar 4,50%, menutup pekan di level 8.271,72. Kenaikan IHSG ini secara paralel mendongkrak kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), yang kini mencapai Rp15.234 triliun.
P.H Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Aulia Noviana Utami Putri, mengonfirmasi data tersebut. Ia menyatakan bahwa penguatan IHSG sebesar 4,50% membawa indeks dari posisi 7.915,65 pada pekan sebelumnya ke 8.271,72. Senada dengan itu, kapitalisasi pasar BEI juga mengalami peningkatan substansial sebesar 3,31%, melonjak dari Rp14.746 triliun menjadi Rp15.234 triliun.
Meskipun IHSG dan kapitalisasi pasar menunjukkan kenaikan impresif, rata-rata aktivitas transaksi harian di BEI justru terpantau melemah. Rata-rata volume transaksi harian menyusut 19,70%, dari 37,95 miliar lembar menjadi 30,47 miliar lembar. Penurunan ini juga diikuti oleh rata-rata nilai transaksi harian.
“Rata-rata nilai transaksi harian BEI turut berubah sebesar 18,85% menjadi Rp22,28 triliun, dari Rp27,46 triliun pada pekan sebelumnya,” jelas Aulia, sebagaimana dikutip pada Sabtu (25/10/2025). Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga tercatat mengalami penurunan 12,91%, dari 2,71 juta kali transaksi menjadi 2,36 juta kali transaksi.
: IHSG Sepekan Naik 1,72%, Tembus Rekor ATH 8.257
: : IHSG Sepekan Naik 0,23%, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp15.079 Triliun
Dari sisi partisipasi investor asing, pekan ini ditutup dengan catatan beli bersih (net buy) sebesar Rp1,15 triliun pada Jumat (24/10/2025). Namun, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) yang cukup besar, mencapai Rp47,31 triliun.
: : IHSG Sepekan Naik Tipis 0,6%, Investor Asing Net Buy Rp5 Triliun
Pencatatan Obligasi & Sukuk
Di tengah dinamika pergerakan saham, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga aktif dalam pencatatan efek utang. Sepanjang pekan lalu, BEI berhasil mencatat penerbitan dua obligasi dan satu sukuk baru, menambah daftar instrumen investasi di pasar modal.
Pada Rabu (22/10), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. secara resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VII Adira Finance Tahap II Tahun 2025 senilai Rp1,65 triliun, serta Sukuk Mudharabah Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap II Tahun 2025 senilai Rp700 miliar. Kedua instrumen ini mendapatkan peringkat idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sebagai wali amanat.
Menyusul kemudian pada Jumat (24/10), BEI juga mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Sinar Mas Multiartha Tahap IV Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Sinar Mas Multiartha Tbk. dengan nilai nominal Rp1,05 triliun. Obligasi ini berhasil meraih peringkat irAA (Double A) dari PT Kredit Rating Indonesia, menunjuk PT Bank KB Bukopin Tbk. sebagai wali amanat.
Secara kumulatif, kinerja pencatatan efek utang di BEI sepanjang tahun 2025 telah mencapai 147 emisi obligasi dan sukuk dari 72 emiten, dengan total nilai fantastis Rp171,54 triliun. Dengan tambahan pencatatan terbaru ini, total emisi obligasi dan sukuk yang terdaftar di BEI kini mencapai 649 emisi dari 137 emiten, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp531,23 triliun dan US$129,79 juta.
Tidak hanya itu, Bursa Efek Indonesia juga mencatat 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp6.423,84 triliun dan US$352,10 juta. Ditambah lagi, terdapat 7 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan total nilai Rp2,13 triliun, melengkapi beragam instrumen investasi yang tersedia di pasar modal Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.