Shoesmart.co.id, JAKARTA — IHSG melesat pasca-pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 yang mencapai 5,12%, melampaui ekspektasi. Meski kabar ini disambut positif, investor tetap perlu waspada terhadap sejumlah potensi risiko.
Muhammad Wafi, analis dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan menjadi katalis positif jangka pendek bagi IHSG. Namun, ia menekankan pentingnya memperhatikan sentimen eksternal, khususnya pergerakan suku bunga global dan fluktuasi nilai tukar rupiah. “Meskipun pertumbuhan ekonomi positif, kita harus tetap waspada terhadap dinamika global,” ujar Wafi pada Selasa (5/8/2025).
Data PDB ini, lanjut Wafi, sangat berpengaruh pada sektor konsumsi, pembiayaan, dan belanja pemerintah. Investor perlu memantau sektor-sektor ini secara cermat untuk mengidentifikasi peluang rotasi sektoral yang menjanjikan. Selain itu, lima sektor utama pendorong pertumbuhan PDB – industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan – tetap layak untuk dipantau. Hal ini sejalan dengan ekspektasi membaiknya ekonomi global dan peningkatan permintaan.
IHSG berhasil ditutup menguat 0,96% di level 7.536,61 pada sesi I perdagangan Selasa (5/8/2025). Volume perdagangan mencapai 15,8 juta miliar saham dengan nilai transaksi Rp10,2 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 281 saham menguat, 317 saham melemah, dan 199 saham stagnan. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp13.539 triliun.
Pertumbuhan ekonomi 5,12% ini bahkan melampaui proyeksi para ekonom dan analis. Median proyeksi dari 30 ekonom dan lembaga yang disurvei Bloomberg adalah 4,8% (YoY), dengan estimasi tertinggi 5% dan terendah 4,6%. Gareth Leather dari Capital Economics, Ltd. dan Enrico Tanuwidjaja dari PT Bank UOB Indonesia memproyeksikan pertumbuhan tertinggi sebesar 5%, sementara Moody’s Analytics Singapore, Jeemin Bang, dan Fakhrul Fulvian dari Trimegah Sekuritas memperkirakan pertumbuhan terendah di angka 4,65%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 mencapai 5,12%, melampaui ekspektasi 4,8%, dan mendorong IHSG menguat 0,96% ke level 7.536,61. Kenaikan ini didorong sektor konsumsi, pembiayaan, dan belanja pemerintah, serta lima sektor utama ekonomi: industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Meskipun pertumbuhan ekonomi positif, investor tetap harus waspada terhadap risiko eksternal seperti pergerakan suku bunga global dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Pemantauan sektor-sektor ekonomi dan dinamika global sangat penting untuk mengidentifikasi peluang dan meminimalkan risiko investasi.