Harga Saham Emiten Rokok ARA, Cek Pernyataan Menkeu Purbaya Sebagai Penyulutnya

Shoesmart.co.id JAKARTA — Pasar saham kembali dihebohkan oleh lonjakan harga saham emiten rokok yang mencatatkan penguatan signifikan, bahkan mencapai dobel digit, pada perdagangan kemarin (16/9/2025). Empat perusahaan rokok terkemuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi sorotan utama atas kinerja impresif mereka.

Di antara emiten yang meroket, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) memimpin dengan penutupan harga di level Rp1.030 per lembar, menandai penguatan harian sebesar 26,38%. Pencapaian ini menempatkan WIIM sebagai salah satu saham dengan performa terbaik. Sebagai perbandingan, dalam rentang lima tahun terakhir, harga saham WIIM pernah mencapai puncaknya di Rp3.710 pada 27 Oktober 2023.

Tak kalah memukau, saham PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) berhasil menyentuh batas atas (ARA) dengan kenaikan 24,59%. Pergerakan harga saham produsen rokok “Pohon Sagu” ini melonjak tajam setelah pukul 10.00 WIB. Lima tahun silam, rekor tertinggi penutupan saham ITIC tercatat di Rp1.020 pada November 2020.

: IPO Merdeka Gold (EMAS) Tetapkan Harga Pelaksanaan Rp2.880, Dipandu 7 Sekuritas

Indonesian Tobacco Tbk. – TradingView

Sementara itu, produsen rokok legendaris, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), juga tidak ketinggalan dengan kenaikan 20,72%, menutup perdagangan di harga Rp670 per lembar. Dalam lima tahun terakhir, harga saham HMSP sempat menyentuh Rp1.645 pada Desember 2020. Secara historis di BEI, pasca-pemecahan saham (stock split), harga tertinggi HMSP mencapai Rp5.200 pada Januari 2018.

Lonjakan dobel digit juga dialami oleh saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), yang melesat 17,74% menjadi Rp10.950 per lembar. Perusahaan rokok raksasa ini memiliki catatan historis harga yang jauh lebih tinggi, sempat diperdagangkan di level Rp43.400 pada September 2020.

: : IPO Merdeka Gold (EMAS), Begini Porsi Penjaminan dari 7 Sekuritas

Kenaikan signifikan pada saham-saham rokok ini disinyalir kuat dipicu oleh pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengisyaratkan adanya kemungkinan perubahan kebijakan. Pernyataan tersebut membuka spekulasi positif di kalangan investor mengenai masa depan industri rokok.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengonfirmasi bahwa pemerintah tengah melakukan kajian komprehensif terkait penentuan tarif cukai rokok untuk tahun mendatang. Ia menegaskan bahwa peluang penurunan tarif tetap terbuka lebar, namun keputusan akhir akan sangat bergantung pada hasil analisis mendalam di lapangan.

“Nanti saya lihat lagi, saya belum menganalisis dengan dalam seperti apa sih cukai rokok itu,” ungkap Purbaya usai rapat terbatas Stimulus Ekonomi di Kantor Presiden, Senin (15/9/2025).

: : Anak Usaha Pertamina (Pelita Air) Dimerger ke Garuda Indonesia (GIAA), Dirut Buka Suara

Lebih lanjut, Purbaya juga menyoroti adanya dugaan praktik kecurangan terkait peredaran cukai rokok palsu. Pemerintah, menurutnya, akan melakukan penelusuran lebih jauh untuk mengidentifikasi potensi kebocoran penerimaan negara akibat praktik ilegal ini.

“Katanya ada yang main-main, di mana main-mainnya? Kalau misalnya saya beresin, saya bisa hilangkan cukai-cukai palsu berapa pendapatan saya? Dari situ nanti saya bergerak,” tegasnya, menunjukkan komitmen untuk menertibkan pasar.

Purbaya menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa arah kebijakan cukai rokok akan difinalisasi setelah seluruh evaluasi menyeluruh selesai dilakukan. “Kalau mau diturunkan seperti apa. Tergantung hasil studi dan analisis yang saya dapatkan dari lapangan,” tandas Purbaya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *