Bisnis-27 Merah! Saham AMRT, BRPT, ISAT Jadi Pemberat Utama?

JAKARTA – Indeks Bisnis-27 menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan pada perdagangan hari ini, Jumat (22/8/2025), dengan penutupan di zona merah. Pergerakan ini selaras dengan pelemahan signifikan yang juga melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mencerminkan sentimen negatif yang mendominasi pasar modal domestik.

Menurut data yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kolaborasi BEI dengan harian Bisnis Indonesia ini tercatat turun 0,83% ke level 533,22. Dari total saham yang tergabung dalam indeks, mayoritas menunjukkan penurunan, dengan 18 saham ditutup melemah, sementara hanya 6 saham yang berhasil menguat, dan 3 saham lainnya tidak mengalami perubahan.

Sepanjang sesi perdagangan hari ini, Indeks Bisnis-27 bergerak dalam rentang yang terbatas, yakni antara 533,22 hingga 539,38. Aktivitas jual beli saham cukup ramai dengan volume transaksi mencapai 1,51 miliar saham, membukukan nilai transaksi sebesar Rp3,28 triliun. Angka ini menggambarkan minat investor yang tetap tinggi meskipun pasar sedang bergejolak.

Di tengah tekanan jual yang melanda, beberapa saham konstituen Indeks Bisnis-27 berhasil menunjukkan ketahanan dan mengukir kenaikan. Saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menguat 0,41% menjadi Rp1.230, disusul PT Astra International Tbk. (ASII) yang naik 1,33% ke Rp5.700. Kinerja positif juga dicatatkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dengan kenaikan 0,26% ke Rp9.575, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) menguat 0,65% ke Rp7.750, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) yang melaju 1,50% ke Rp1.350. Kenaikan paling signifikan ditorehkan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) yang melesat 6,38% ke Rp300.

Namun, dominasi zona merah tak terhindarkan bagi sejumlah saham lainnya. Beberapa nama besar yang terpaksa merosot antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang terpangkas 4,56% ke Rp2.300, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turun 0,35% ke Rp2.820, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) melemah 1,32% ke Rp2.250, PT Chaeron Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) turun 0,22% ke Rp4.520, serta PT Indosat Tbk. (ISAT) yang ambruk 3,69% ke Rp2.090. Pelemahan ini turut memengaruhi kinerja indeks secara keseluruhan.

Lebih lanjut, deretan bank jumbo yang merupakan anggota penting dalam indeks juga tak luput dari tekanan. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpangkas 1,17% menjadi Rp8.450, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 2,23% ke Rp4.390, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 1,20% ke Rp4.100, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turun tipis 0,20% ke Rp4.890, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga terkoreksi 1,44% ke Rp2.730. Pergerakan bank-bank besar ini sering kali menjadi barometer kondisi pasar secara luas.

Kondisi Indeks Bisnis-27 yang lesu pada hari ini sejalan dengan pergerakan IHSG, yang ditutup melemah 0,40% atau kehilangan 31,86 poin, berada di level 7.858,85. Ini mengindikasikan bahwa tekanan jual tidak hanya terjadi pada segelintir saham, melainkan merupakan tren pasar yang lebih luas.

Menanggapi kondisi pasar, Direktur Reliance Sekuritas, Reza Priyambada, menjelaskan bahwa secara teknikal, candle IHSG membentuk black spinning top di bawah MA5, dengan indikator Stochastic menunjukkan dead cross. “Indikator ini menjadi landasan proyeksi IHSG akan cenderung melemah pada perdagangan selanjutnya. Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 7.802 dan resistance pada level 7.932,” kata Reza pada Jumat (22/8/2025).

Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyoroti beberapa sentimen domestik yang patut dicermati investor. Salah satunya adalah data jumlah uang beredar atau M2 di Indonesia per Juli 2025 yang diperkirakan meningkat 6,7% secara tahunan (year on year/YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan per Juni 2025 yang sebesar 6,5% YoY. “Akselerasi jumlah uang beredar M2 menandakan aktivitas ekonomi dan likuiditas mulai meningkat, yang disinyalir salah satunya berkat pemangkasan BI Rate serta adanya bansos dari pemerintah,” tulis riset tersebut, memberikan perspektif tentang potensi dukungan terhadap ekonomi.

Dari ranah global, pasar menantikan pidato penting Ketua The Fed Jerome Powell pada simposium di Jackson Hole yang juga berlangsung hari ini, 22 Agustus 2025. Pernyataan Powell dapat memberikan petunjuk arah kebijakan moneter AS ke depan, yang kerap berdampak signifikan pada pergerakan pasar saham global, termasuk Indonesia.

Di tengah prospek IHSG yang melambat, Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang dinilai memiliki potensi, antara lain PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), PT Elnusa Tbk. (ELSA), PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMA), dan PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR), sebagai pilihan bagi investor yang mencari peluang di kondisi pasar saat ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Indeks Bisnis-27 ditutup di zona merah pada Jumat, 22 Agustus 2025, turun 0,83% seiring dengan pelemahan IHSG. Sebagian besar saham dalam indeks mengalami penurunan, dengan AMRT, BRPT, dan ISAT menjadi pemberat utama. Volume transaksi mencapai 1,51 miliar saham dengan nilai transaksi Rp3,28 triliun.

Meskipun demikian, beberapa saham seperti AKRA, ASII, ICBP, INKP, dan MAPI berhasil mencatatkan kenaikan. Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan cenderung melemah, sementara Phintraco Sekuritas menyoroti data jumlah uang beredar yang meningkat dan merekomendasikan saham JPFA, ELSA, MIDI, CNMA, dan SMDR.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *