Shoesmart.co.id – Sosok Purbaya Yudhi Sadewa seketika menarik perhatian publik setelah resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan, menjanjikan era baru di pucuk pimpinan bendahara negara.
Pelantikannya berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 8 September 2025, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86P Tahun 2025. Penunjukan ini menandai awal kiprahnya di kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Tak butuh waktu lama bagi Purbaya untuk membuat gebrakan signifikan. Pada Rabu, 10 September 2025, hanya dua hari setelah dilantik, dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Purbaya menyampaikan rencana strategisnya untuk menarik dana sebesar Rp 200 triliun dari rekening pemerintah yang tersimpan di Bank Indonesia.
Langkah berani ini bertujuan untuk memindahkan dana tersebut ke perbankan komersial, sebuah kebijakan yang langsung mendapatkan restu dari Presiden Prabowo Subianto. “Sudah, sudah setuju,” ujar Purbaya, mengonfirmasi persetujuan dari Presiden.
Menurut Purbaya, tujuan utama dari rencana ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan kredit bagi masyarakat. Dengan memindahkan uang tunai yang melimpah ke perbankan, diharapkan bank-bank memiliki likuiditas lebih dan terdorong untuk menyalurkan pinjaman. “Tujuannya supaya bank punya duit banyak cash, tiba-tiba, dan dia tidak bisa menaruh di tempat lain selain dikreditkan, jadi kita memaksa market mekanisme berjalan,” jelasnya.
Mekanismenya adalah pemerintah akan menempatkan uang di rekeningnya yang ada di perbankan, kemudian dana tersebut akan disalurkan sebagai kredit kepada masyarakat sesuai dengan sistem masing-masing bank. Purbaya menegaskan, “Nanti penyalurannya terserah bank, tapi kalau saya mau pakai saya ambil. Jadi uangnya betul-betul ada di sistem perekonomian, sehingga ekonominya bisa jalan.” Ia juga memastikan bahwa dana tersebut tidak akan dibelikan surat utang negara, agar uang benar-benar berputar di masyarakat dan menggerakkan roda ekonomi.
Di tengah kesibukan awal jabatannya, Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan etos kerja tinggi. Pada Rabu, 10 September 2025, petang, ia mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta untuk melaporkan hasil rapat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA/KL) dengan Komisi XI DPR RI kepada Presiden Prabowo Subianto. “Kan sidang DPR pasti ada perubahan anggaran. Itu yang akan ajukan kita laporkan terkait seperti apa hasil dengan DPR,” katanya.
Purbaya belum bersedia membocorkan rincian perubahan anggaran di kementeriannya, baik besaran maupun pos-pos yang diubah, karena angka tersebut masih bersifat tentatif dan memerlukan diskusi lebih lanjut dengan Presiden Prabowo. “Angkanya belum resmi karena masih didiskusikan dengan presiden. Nanti deh kalau sudah keluar,” ucapnya.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Purbaya telah menghadiri rapat kerja (raker) perdananya dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia tiba sekitar pukul 10.48 WIB, mengenakan kemeja coklat bercorak biru, dan langsung disambut oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, di lobi Gedung Nusantara I.
Raker tersebut membahas RKA/KL Kementerian Keuangan tahun 2026. Misbakhun, yang memimpin rapat didampingi seluruh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, menyambut hangat kedatangan Purbaya. “Sebelumnya, beliau bermitra dengan kita sebagai ketua Lembaga Penjamin Simpanan, sekarang kita bermitra dengan Pak Purbaya sebagai Menteri Keuangan,” ucap Misbakhun, seraya menambahkan, “Hari ini kita mengawali dalam agenda sebuah rapat mengenai RKA/KL Kementerian Keuangan.”
Profil dan Rekam Jejak Karier Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya Yudhi Sadewa, lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 7 Juli 1964, membawa segudang pengalaman ke posisi Menteri Keuangan. Dilansir dari Kompas.com, Senin (8/9/2025), perjalanannya dimulai dengan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk meraih gelar Sarjana Teknik Elektro. Ia kemudian melanjutkan studinya di Purdue University, Amerika Serikat, tempat ia berhasil memperoleh gelar MSc dan Ph.D di bidang Ilmu Ekonomi.
Karier profesional Purbaya diawali sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA dari tahun 1989 hingga 1994. Ia kemudian beralih ke dunia riset ekonomi sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (2000–2005). Pengalamannya semakin matang dengan berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), serta anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (2013–2015). Ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris di holding BUMN pertambangan, PT Inalum (Persero).
Di lingkungan pemerintahan, Purbaya memulai kiprahnya sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian (2010–2014) dan menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional. Ia kemudian menjabat Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (2015) dan Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam (2015–2016). Perjalanan kariernya terus menanjak, Purbaya dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan Staf Khusus Bidang Ekonomi Kemenko Maritim (2016–2020), serta Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020). Puncaknya, ia diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020, sebuah posisi krusial yang ia emban hingga dilantik sebagai Menteri Keuangan.
Harta Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa
Sebagai pejabat publik yang baru menjabat, harta kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 11 Maret 2025, saat ia masih menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, total kekayaannya tercatat mencapai Rp 39,21 miliar.
Kekayaan tersebut mayoritas terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 30,50 miliar, yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan. Secara rinci, ia memiliki:
- Tanah dan Bangunan Seluas 2152 m2/400 m2 di Jakarta Selatan, senilai Rp 13.000.000.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 120 m2/100 m2 di Jakarta Selatan, senilai Rp 1.500.000.000
- Tanah Seluas 1787 m2 di Jakarta Selatan, senilai Rp 16.000.000.000
Selain aset properti, Purbaya juga melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin senilai total Rp 3,60 miliar, yang semuanya disebutkan sebagai hasil perolehan sendiri dan bukan warisan atau pemberian. Detailnya meliputi:
- Mobil Mercedes Benz Sedan Tahun 2008, senilai Rp 200.000.000
- Mobil BMW Jeep Tahun 2019, senilai Rp 1.600.000.000
- Mobil Toyota Alphard Minibus Tahun 2019, senilai Rp 1.000.000.000
- Mobil Peugeot Jeep New 5008 Tahun 2019, senilai Rp 730.000.000
- Motor Yamaha XMAX BG6 AT Tahun 2018, senilai Rp 55.000.000
- Motor Honda Vario 125 Tahun 2021, senilai Rp 21.000.000
Lebih lanjut, ia juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 684.000.000, surat berharga senilai Rp 220.000.000, serta kas dan setara kas sebesar Rp 4.200.000.000. Menariknya, dalam LHKPN tersebut, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan tidak memiliki utang sama sekali.
Dengan demikian, total kekayaannya mencapai Rp 39.210.000.000.
Artikel telah tayang di Tribunnews
(TribunManado.co.id)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.