Selepas berpulangnya desainer legendaris Giorgio Armani pada 4 September lalu, masa depan brand fashion mewah yang telah ia bangun dengan cermat sempat menjadi sorotan dan pertanyaan besar. Namun, semua spekulasi terjawab pada Jumat (12/9) ketika surat wasiat Giorgio Armani terkait kelanjutan jenama mode ikonisnya diungkapkan oleh Reuters. Dokumen penting ini memberikan peta jalan yang jelas untuk kelangsungan warisan mode sang maestro.
Dalam wasiat Giorgio Armani, arahan utama yang diberikan kepada para ahli warisnya adalah untuk melakukan penjualan saham secara bertahap. Opsi lain yang tidak kalah strategis adalah mengambil langkah go public melalui penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) apabila kesepakatan dengan pembeli yang cocok tidak tercapai. Pilihan ini menunjukkan visi jauh ke depan Giorgio Armani untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan jenamanya.
Dikutip dari Associated Press, beberapa individu kunci disebutkan sebagai pewaris Giorgio Armani yang akan memegang kendali. Salah satu nama yang ditunjuk adalah Pantaleo ‘Leo’ Dell’Orco, yang saat ini menjabat sebagai pimpinan busana pria (menswear) Armani sekaligus ketua yayasan Fondazione Giorgio Armani. Leo Dell’Orco kini menjadi pemegang 40 persen saham. Selain itu, keponakan Giorgio, Silvana Armani, yang bertanggung jawab atas womenswear, menerima 15 persen saham, dan keponakan laki-laki Giorgio, Andrea Camerana, juga mendapatkan 15 persen saham. Sementara itu, Fondazione Giorgio Armani sebagai yayasan, memegang porsi signifikan sebesar 30,1 persen saham.
Wasiat Giorgio Armani secara eksplisit memerintahkan para pewarisnya untuk memulai penjualan 15 persen saham perusahaan dalam kurun waktu 18 bulan setelah kematiannya. Selanjutnya, dalam rentang waktu tiga hingga lima tahun, penjualan saham sebesar 30–54,9 persen harus dituntaskan kepada pembeli yang sama. Ketentuan ini menunjukkan rencana transisi kepemilikan yang terstruktur dan terukur.
Yang menarik, Giorgio Armani secara spesifik mencantumkan tiga pembeli potensial yang menjadi preferensinya. Mereka adalah LVMH (Moet Hennessy Louis Vuitton), raksasa mode global yang dipimpin oleh miliarder Prancis Bernard Arnault; L’Oréal, perusahaan kecantikan besar asal Prancis; serta EssilorLuxottica, perusahaan kacamata terbesar di dunia. Mendiang Giorgio juga menaruh kepercayaan besar kepada mitra dan kolaborator setianya, Leo Dell’Orco, untuk memilih pembeli potensial lainnya yang memiliki kekuatan dan reputasi setara dengan ketiga korporasi tersebut.
Menurut Reuters, pencantuman nama LVMH, L’Oréal, dan EssilorLuxottica dalam wasiat Armani cukup mengejutkan banyak pihak. Hal ini dikarenakan Giorgio Armani dikenal luas dengan pendiriannya yang kuat untuk mempertahankan kemandirian brandnya, menolak bergabung dengan korporasi fashion dunia manapun selama ini. Keputusan ini menandai sebuah pergeseran strategis yang signifikan pasca-kematiannya.
Menanggapi kabar tersebut, Bernard Arnault memberikan respons resmi melalui keterangan pers. Ia mengungkapkan bahwa menjadi mitra potensial yang dipertimbangkan oleh Giorgio Armani adalah sebuah kehormatan besar bagi LVMH. “Giorgio Armani memberikan penghormatan kepada kami dengan menamai kami sebagai mitra potensial untuk rumah fashion luar biasa yang telah ia bangun. Jika kami bekerja sama di masa depan, LVMH akan berkomitmen untuk semakin memperkuat presensi dan kepemimpinan Armani di seluruh dunia,” ucap Bernard Arnault, mengisyaratkan kesiapan untuk kolaborasi.
Sebagai alternatif apabila penjualan saham kepada korporasi besar tidak dapat direalisasikan, wasiat Giorgio Armani juga membuka opsi untuk penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Italia maupun di bursa lain yang setara, memberikan fleksibilitas dalam memastikan kelangsungan finansial dan operasional brand.
Menurut Asosiasi Notaris Italia, seluruh ketentuan yang tertuang dalam wasiat Giorgio Armani memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan dapat dibawa ke meja hijau jika tidak dipenuhi oleh para pihak terkait. Ini menegaskan keseriusan dan bobot legal dari setiap instruksi yang ditinggalkan oleh sang desainer legendaris.
Ringkasan
Wasiat Giorgio Armani mengungkap rencana penjualan saham secara bertahap setelah kepergiannya, dengan opsi IPO jika penjualan langsung tidak memungkinkan. Beberapa pewaris kunci ditunjuk, termasuk Pantaleo ‘Leo’ Dell’Orco yang memegang 40% saham, serta Silvana Armani dan Andrea Camerana masing-masing 15%. Yayasan Fondazione Giorgio Armani memegang 30,1% saham.
Armani mencantumkan LVMH, L’Oréal, dan EssilorLuxottica sebagai pembeli potensial yang dipertimbangkan, sebuah langkah mengejutkan mengingat pendiriannya selama ini untuk mempertahankan kemandirian brand. Bernard Arnault dari LVMH merespons dengan menyatakan bahwa menjadi mitra yang dipertimbangkan adalah sebuah kehormatan dan LVMH siap untuk memperkuat kehadiran Armani secara global. Wasiat tersebut mengikat secara hukum dan dapat diperkarakan jika tidak dipenuhi.