Shoesmart.co.id JAKARTA. Performa gemilang ditunjukkan oleh saham PT Petrosea Tbk (PTRO) di akhir sesi perdagangan Jumat, 8 Agustus 2025. Emiten yang bergerak di sektor energi dan infrastruktur ini berhasil mencatatkan penguatan harga yang signifikan, mengindikasikan tingginya optimisme investor terhadap prospek bisnis perseroan.
Berdasarkan data resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham PTRO ditutup pada level Rp 3.750 per saham. Angka ini melonjak Rp 310 dari penutupan sebelumnya yang berada di posisi Rp 3.440 per saham, merefleksikan kenaikan sebesar 9,01% yang patut diperhitungkan dalam dinamika pasar saham hari itu.
Pergerakan saham PTRO menunjukkan kekuatan sejak pembukaan perdagangan. Saham ini dibuka pada harga yang jauh lebih tinggi, yakni Rp 4.150, melebihi harga penutupan hari sebelumnya. Sepanjang hari, PTRO sempat menyentuh harga tertinggi harian di Rp 4.150, dan mencatatkan harga terendah di Rp 3.670, sebelum akhirnya stabil dan ditutup di level Rp 3.750.
Aktivitas perdagangan saham PTRO terpantau sangat dinamis dan likuid. Tercatat, total nilai transaksi saham Petrosea pada hari tersebut mencapai Rp 631,60 miliar, dengan volume transaksi yang masif, yakni sebesar 1.644.406 lot. Angka transaksi yang tinggi ini semakin mempertegas antusiasme investor terhadap saham energi dan infrastruktur ini.
Penguatan signifikan ini tak lepas dari sorotan terhadap langkah strategis perseroan. Sebelumnya, Petrosea (PTRO) telah mengumumkan ekspansi bisnisnya melalui akuisi Grup HBS di Papua New Guinea. Kabar akuisisi ini diduga kuat menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya kepercayaan dan optimisme para investor terhadap potensi pertumbuhan dan kinerja PTRO ke depan.
PTRO Chart by TradingView
Ringkasan
Saham PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan performa gemilang pada 8 Agustus 2025, dengan kenaikan harga sebesar 9,01% menjadi Rp 3.750 per saham. Kenaikan ini mengindikasikan optimisme investor terhadap prospek bisnis perusahaan di sektor energi dan infrastruktur.
Nilai transaksi saham PTRO mencapai Rp 631,60 miliar dengan volume 1.644.406 lot. Penguatan ini diduga dipicu oleh pengumuman ekspansi bisnis Petrosea melalui akuisisi Grup HBS di Papua Nugini, yang meningkatkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan PTRO.