Mata Uang Asia Diproyeksi Bisa Menguat Kecuali Rupiah

Shoesmart.co.id JAKARTA. Data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (core PCE) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juli 2025 telah resmi dirilis pada Jumat (29/8/2025). Data inflasi inti ini, yang menjadi indikator krusial dan acuan utama bagi bank sentral AS, The Fed, diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan mata uang kawasan Asia.

Pada periode Juli 2025, angka core PCE AS menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% secara bulanan. Kenaikan ini juga tercatat sebesar 2,9% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, mencerminkan dinamika inflasi terkini di Negeri Paman Sam.

Menanggapi rilis data tersebut, analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa data PCE AS sejalan dengan ekspektasi pasar. Meskipun demikian, ia menyoroti fakta bahwa inflasi inti telah menyentuh level tertinggi sejak bulan Februari, sebuah kondisi yang patut dicermati oleh para pelaku pasar global.

Di tengah rilis data inflasi ini, indeks dolar Amerika Serikat (AS) justru terpantau masih berada dalam tren pelemahan. Kondisi ini utamanya didorong oleh prospek kebijakan moneter yang mengarah pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed di masa mendatang, menciptakan sentimen tertentu di pasar valuta asing.

Oleh karena itu, Lukman Leong mencermati bahwa untuk periode sepekan ke depan, sebagian besar mata uang Asia berpotensi mengalami penguatan. Namun, ia membuat pengecualian khusus untuk rupiah, yang diperkirakan akan menghadapi tantangan berbeda.

“Namun, (rupiah) susah ditentukan di saat sentimen domestik yang masih tak menentu seperti ini karena BI akan mengintervensi,” papar Lukman kepada Kontan, Minggu (31/8/2025). Sentimen domestik yang masih tidak stabil, seperti yang tercermin dari isu Gejolak Politik Tekan Rupiah dan IHSG, Dunia Usaha Minta Stabilitas serta Gelombang Demo Tekan Rupiah dan IHSG, Pemerintah Harus Ambil Langkah Cepat, diperkirakan masih akan mendominasi dan menyebabkan rupiah didominasi tekanan risk off domestik.

Meski demikian, Lukman menambahkan, posisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di kawasan ASEAN memiliki kapasitas untuk memengaruhi sentimen regional secara keseluruhan. Ini menjadi faktor penyeimbang di tengah tekanan domestik yang dihadapi rupiah.

Untuk proyeksi sepekan, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.400 – 16.550 per dolar AS. Sementara itu, untuk mata uang Asia lainnya, Lukman menaksir pergerakan sebagai berikut: USD/CNY di posisi 7,12–7,14, USD/KRW di level 1.370–1.400, USD/PHP di rentang 57,00–57.25, USD/SGD di kisaran 1,2750–1,2880, USD/MYR di posisi 4,200–4,225, serta USD/JPY di rentang 146,00–147,50.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *