Shoesmart.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melanjutkan momentum penguatan yang impresif pada awal pekan depan. Optimisme investor di pasar modal domestik semakin menguat, didorong oleh ekspektasi pelonggaran suku bunga dari The Fed serta sentimen positif yang berasal dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa.
Sepanjang pekan sebelumnya, yang berlangsung dari Senin hingga Jumat, 22–26 September 2025, IHSG berhasil ditutup di level 8.099, mencatatkan kenaikan solid sebesar 0,60 persen dibanding pekan sebelumnya. Bahkan, pada hari Kamis, 24 September, indeks kebanggaan pasar modal Indonesia ini sempat menembus rekor tertinggi baru di angka 8.168, menunjukkan vitalitas pasar.
David Kurniawan, Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), dalam keterangannya pada Minggu (28/9), menyatakan bahwa penguatan IHSG sepanjang pekan ini juga mendapatkan sokongan signifikan dari rampungnya kesepakatan dagang antara Republik Indonesia dan Uni Eropa. “Kesepakatan ini menjadi katalis positif yang kuat, terutama bagi saham-saham eksportir,” jelas David.
Lebih lanjut, stabilitas nilai tukar rupiah yang berhasil dijaga oleh Bank Indonesia turut berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan investor asing. Hal ini mendorong mereka untuk terus melakukan akumulasi aset di pasar domestik. Apabila sentimen positif ini dapat dipertahankan secara konsisten, tidak menutup kemungkinan IHSG akan bergerak dalam tren bullish yang kokoh dalam jangka pendek.
Meskipun demikian, di tengah optimisme pasar, investor asing tercatat masih melakukan penjualan bersih atau outflow senilai Rp 1 triliun di pasar reguler. Sentimen global yang turut menjadi perhatian, selain kebijakan The Fed yang dinanti, adalah implementasi kesepakatan dagang RI–Uni Eropa dengan pemangkasan tarif ekspor yang akan dimulai pada tahun 2027, serta reli fantastis harga emas spot yang mencapai rekor tertinggi USD 3.759 per troy ounce.
David juga menambahkan bahwa dari sisi domestik, ada sentimen negatif yang perlu dicermati, yakni dampak dari peristiwa force majeure di tambang Grasberg milik Freeport. Bencana mudflow tersebut berpotensi menimbulkan tekanan pada sektor terkait.
Memasuki periode perdagangan pekan depan, mulai Senin-Jumat, 29 September–3 Oktober 2025, IPOT menyoroti dua sentimen domestik utama yang krusial untuk dipantau oleh para investor. Pertama, arah kebijakan fiskal dari Menteri Keuangan baru, khususnya terkait defisit anggaran dan langkah-langkah stimulus pemerintah. Kedua, kepastian mengenai moratorium cukai rokok tahun 2026, yang telah mendapatkan penegasan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Mengingat dinamika tersebut, David menyarankan strategi investasi yang cermat. “Investor sebaiknya melakukan akumulasi secara bertahap pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumer, dan komoditas ekspor. Sementara itu, para trader disarankan untuk memanfaatkan potensi bullish jangka pendek dengan mengoleksi saham-saham yang menunjukkan tren uptrend,” pungkasnya.
Menanggapi kondisi pasar yang bergejolak ini, IPOT merilis rekomendasi 3 saham pilihan yang patut dipertimbangkan oleh investor untuk aktivitas trading selama pekan mendatang:
1. Buy on Breakout HMSP (Harga Saat Ini: 875, Entry: 900, Target Harga: 1.000, Stop Loss: 856, Risk to Reward 1:2,3). Sektor rokok kembali menunjukkan daya tarik, terutama setelah sentimen positif terkait cukai. Valuasi harga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) saat ini menawarkan potensi yield dividen yang cukup menarik. Secara teknikal, harga mulai bergerak uptrend dan berpotensi untuk melakukan breakout, menandakan peluang beli.
2. Buy ANTM (Harga Saat Ini: 3.210, Entry: 3.210, Target Harga: 3.470, Stop Loss: 3.090, Risk to Reward 1:2,2). Sektor emas tetap menjadi primadona, didukung oleh kenaikan harga komoditasnya yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa (all-time high). Meskipun PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sempat mengalami tekanan jual, posisinya saat ini berada tepat di area demand yang kuat, menjadikannya menarik.
3. Buy on Pullback BTPS (Harga Saat Ini: 1.390, Entry: 1.350–1.370, Target Harga: 1.490, Stop Loss: 1.300, Risk to Reward 1:2,8). PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) menunjukkan fundamental yang solid, tercermin dari pertumbuhan kinerja selama 8 bulan pertama tahun 2025. Secara teknikal, saham ini sedang bergerak sideways di area demand dalam tren kenaikannya, menawarkan kesempatan beli saat terjadi pullback.