BI-Rate Turun, CNAF Dorong Pembiayaan Berbasis Risiko: Peluang Baru?

Kabar baik datang bagi sektor finansial seiring keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin, kini berada di level 4,75%. Langkah strategis ini disambut positif oleh PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), yang melihat momentum tersebut sebagai pendorong vital bagi geliat industri pembiayaan. Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menegaskan bahwa penurunan suku bunga ini membuka peluang baru yang signifikan.

Meskipun demikian, CNAF tidak lantas mengabaikan prinsip kehati-hatian. Perusahaan secara cermat menerapkan metode risk based pricing dalam penentuan bunga pembiayaan. Ristiawan menjelaskan, melalui pendekatan ini, suku bunga yang ditawarkan kepada setiap nasabah disesuaikan secara individual berdasarkan profil risiko masing-masing. Strategi ini, menurutnya, krusial untuk menjaga kualitas portofolio dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat dalam jangka panjang.

Lebih lanjut, untuk memperkuat fundamentalnya, CNAF turut mengamankan strategi pendanaan yang solid melalui diversifikasi sumber dana. Ini mencakup bilateral loan, joint financing yang sinergis dengan induk usaha mereka, Bank CIMB Niaga, serta penerbitan sukuk. Diversifikasi ini terbukti efektif dalam menekan cost of fund perusahaan, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing pembiayaan CNAF di pasar.

Dari sisi kinerja, CNAF menunjukkan performa yang menggembirakan. Hingga Agustus 2025, penyaluran pembiayaan baru perusahaan mencapai angka Rp 6,66 triliun, merefleksikan pertumbuhan impresif sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang kala itu tercatat Rp 6,29 triliun. Kontribusi terbesar dalam pencapaian ini masih didominasi oleh segmen kendaraan bekas, dengan porsi signifikan 62% atau senilai Rp 4,11 triliun.

Sementara itu, segmen pembiayaan kendaraan baru memberikan sumbangsih sebesar 28% dari total, atau setara dengan Rp 1,84 triliun. Tak ketinggalan, fasilitas dana atau refinancing juga turut berkontribusi sebesar 10% dari total pembiayaan, mencapai nilai Rp 701 miliar. Data ini menggambarkan strategi CNAF yang solid dalam menggarap berbagai segmen pasar pembiayaan otomotif.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75%, yang disambut positif oleh PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) sebagai pendorong pertumbuhan industri pembiayaan. CNAF menerapkan risk based pricing dalam penentuan bunga pembiayaan berdasarkan profil risiko nasabah, untuk menjaga kualitas portofolio perusahaan.

CNAF juga melakukan diversifikasi sumber dana melalui bilateral loan, joint financing, dan penerbitan sukuk untuk menekan cost of fund. Hingga Agustus 2025, penyaluran pembiayaan baru CNAF mencapai Rp 6,66 triliun, didominasi oleh segmen kendaraan bekas sebesar 62% dan diikuti oleh kendaraan baru serta refinancing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *